Telah kita pelajari
pada pembahasan sebelumnya bahwa permukaan bumi
mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan
oleh tenaga endogen dan eksogen. Keragaman bentuk
muka bumi akibat dua tenaga tersebut berpengaruh
terhadap makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan)
di sekitarnya. Makhluk hidup
termasuk manusia dapat bertahan hidup jika mampu
beradaptasi dengan lingkungan di sekitar nya. Akibat
adanya proses adaptasi manusia terhadap lingkungan akan
melahirkan kebiasaan yang berbeda.
Corak kehidupan di
daerah pegunungan berbeda dengan manusia yang
tinggal di dataran rendah, begitu pun sebaliknya. Pada
bahasan kali ini akan difokuskan pada pengaruh bentuk
muka bumi terhadap kehidupan di daerah pegunungan
dan dataran rendah. Aspek yang akan dibahas meliputi
mata pencarian, pakaian, bentuk rumah, dan sistem transportasi.
1. Aktivitas Penduduk di Dataran Rendah
Secara umum dataran rendah di Indonesia merupakan dataran hasil endapan oleh air yang disebut dataran aluvial. Dataran aluvial memiliki tanah yang subur dan sangat baik untuk daerah pertanian, perkebunan, pemukiman, atau untuk industri. Umumnya dataran rendah dan delta sangat baik untuk lahan pertanian. Pengolahan tanahnya lebih mudah karena topografinya relatif datar. Penduduk di dataran rendah banyak yang bermata pencarian bertani. Tanaman yang cocok, antara lain padi, tebu, jagung, kelapa, dan palawija. Umumnya pertanian di daerah ini memiliki areal yang luas dan dapat menghasilkan produksi pertanian yang besar. Misalnya, jalur pantai utara (pantura) Jawa Barat merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar sehingga sering disebut lumbung padi nasional.
Kota Jakarta yang padat berada di dataran aluvial yang subur. Dataran aluvial memiliki potensi air tanah yang besar untuk berbagai kebutuhan manusia.
Daerah dataran rendah juga dapat berupa daerah pantai. Umumnya penduduk yang tinggal di sekitar pantai bermata pencarian sebagai nelayan. Ada pula di beberapa daerah para nelayan selain menangkap ikan di laut juga membudidayakan tambak. Misalnya, di pantai timur Sumatra dan pantai utara Jawa banyak para nelayan yang membudidayakan tambak udang.
Dataran rendah mempunyai ketinggian tempat di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 22ºC–27ºC sehingga termasuk daerah panas. Oleh karena suhu udaranya panas, bentuk rumah di dataran rendah pada umumnya memiliki ventilasi yang lebar dan banyak sehingga memudahkan sirkulasi udara. Jenis pakaian juga dipilih dari kain yang relatif tipis dan sejuk. Penduduk di daerah dataran rendah biasanya menghindari pakaian dari bahan yang tebal. Pembangunan sarana tranportasi di dataran rendah juga lebih menguntungkan. Perjalanan dapat lebih cepat karena jalannya lurus dan tidak mendaki. Biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan juga lebih murah dan mudah.
Tidak heran di dataran rendah banyak ditemukan jenis sarana transportasi, mulai dari sepeda, beca, motor, mobil, kereta api, dan pesawat udara. Di sebagian dataran rendah juga banyak yang memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi. Misalnya, di daerah Sumatra dan Kalimantan banyak penduduk yang menggunakan perahu sebagai sarana transportasi di sungai.
Dalam kenyataannya, tidak semua dataran rendah tanahnya subur. Daerah rawa-rawa, seperti di daerah Sumatra, Kalimantan, dan Papua tanahnya tidak subur. Oleh karena terlalu lama tergenang air, unsur hara di dalam tanah sudah habis tercuci. Daerah rawa belum dimanfaatkan secara optimal.
Hanya sebagian kecil rawa-rawa yang dimanfaatkan untuk sawah pasang surut atau dijadikan tambak udang. Misalnya di rawa-rawa sempit daerah Jawa, Sumatra, Bali, dan Sulawesi.
2. Aktivitas Penduduk di Daerah Pegunungan
Pegunungan atau
gunung memiliki udara yang sejuk. Hal ini
dikarenakan angin yang datang dari arah laut setelah
mencapai daerah pegunungan akan naik ke atas. Akhirnya angin
akan menjadi lebih dingin sehingga menimbulkan awan dan
terjadilah hujan di sekitarnya. Banyaknya hujan di
pegunungan mengakibatkan tanah di daerah sekitarnya
menjadi subur (banyak mengandung humus). Dengan tanah
yang subur memungkinkan tumbuh nya berbagai
jenis tanaman. Kesuburan tanah ini berpengaruh
terhadap mata pencarian penduduk di sekitarnya. Umumnya penduduk di daerah
pegunungan menggantungkan
hidupnya dari pertanian dan perkebunan.
Tanah di daerah pegunungan sangat cocok dijadikan daerah pertanian dan perkebunan
Tanaman yang mereka
tanam, seperti kina, kopi, sayursayuran, dan berbagai jenis
buah-buahan.
Daerah pegunungan
yang subur biasanya terdapat hutan lebat. Hasil
utama hutan adalah kayu. Kayu sangat diperlukan untuk
berbagai kebutuhan manusia, di antaranya untuk kayu
bakar, bangunan, mebel, dan bahan kertas. Oleh karena
itu, penduduk sekitar hutan banyak yang bermata
pencarian mencari hasil hutan, seperti kayu bakar, kayu, rotan,
dan getah untuk dijual ke kota.
Penduduk di daerah
pegunungan biasanya memakai pakaian tebal karena
suhu udaranya dingin. Rumah mereka biasanya
dibangun di lereng. Rumah di daerah pegunungan yang
dingin dibuat tertutup agar hangat.
Umumnya rumah mereka
mengelompok pada daerah yang agak datar.
Rumah yang berkelompok ini membentuk ikatan kekeluargaan
yang erat, rukun, dan damai. Daerah pegunungan
memiliki bentang alam yang berbukit-bukit.
Tidak sedikit di antara bukit dipisahkan oleh lembah, lereng,
atau sungai. Kondisi alam seperti ini kurang
menguntungkan dalam bidang transportasi.
Untuk berjalan kaki
saja dirasakan berat karena harus mendaki (naik dan
turun). Pembangunan jalan raya atau jalan kereta
api relatif sulit dan memerlukan biaya yang besar. Namun,
jika daerah pegunungan berhasil dibangun jalan raya
atau jalan kereta, hasilnya akan menarik. Misalnya,
jalan raya di kawasan Puncak Bogor Jawa Barat
yang berbelok-belok jika dilihat dari atas sungguh
indah. Jalan kereta api di sekitar Purwakarta Jawa
Barat atau Lembah Anai Sumatra Barat tampak indak dihiasi
banyaknya jembatan antarbukit. Bahkan jalan kereta
api harus menembus gunung
(terowongan).
Di daerah pegunungan juga dihasilkan bahan tambang, seperti biji besi, tembaga, nikel, timah putih, emas, perak, dan belerang. Di sekitar daerah pertambangan banyak penduduk yang bermata pencarian sebagai buruh tambang. Bahkan tidak sedikit di antara mereka bertindak sebagai penambang liar. Misalnya, di daerah Kalimantan Tengah ditemukan daerah penambangan emas liar yang dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya.
0 Response to "Aktivitas Penduduk di Dataran Rendah & Pegunungan / Dataran Tinggi (Kehidupan di dataran Rendah & Pegunungan)"
Posting Komentar