Kerajaan Malaka didirikan oleh Paramisora/Parameswara yang kemudian berganti nama menjadi Iskandar Syah. Ia mendirikan kerajaan Malaka ini sekitar tahun 1400. Sultan Iskandar Syah adalah seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit, ini menurut sumber sejarah versi sejarah Melayu dan Majapahit. Paramisora melarikan diri dari Blambangan karena diserang oleh Majapahit dan menetap di Malaka. Bersama sejumlah pengikutnya, dia membangun Malaka dan mengem bangkannya menjadi pelabuhan penting di Selat Malaka.
Letak Kerajaan Malaka berada di Selat Malaka, berikut adalah gambar peta wilayah kerajaan Malaka:
Akibat letaknya yang sangat strategis di Selat Malaka, kerajaan ini sering kali menjadi tempat persinggahan para pedagang Islam yang berasal dari berbagai negara dan menjadi saingan berat bagi Samudra Pasai.
Raja-Raja Kerajaan Malaka
Selain Iskandar Syah, terdapat beberapa raja yang sempat memimpin Kerajaan Malaka, di antaranya sebagai berikut.
- Muhammad Iskandar Syah yang berkuasa pada 1414-1424.
- Sultan Mudzafat Syah dan Sultan Mansur Syah yang berkuasa pada 1458-1477.
- Sultan Alaudin Syah yang berkuasa pada 1477-1488.
- Sultan Mahmud Syah yang berkuasa pada 1488-1511.
Sejarah Kerajaan Malaka
Setelah memeluk agama Islam, Paramisora mengganti namanya dengan nama Islam, yaitu Iskandar Syah. Sultan pertama ini digantikan oleh Muhammad Iskandar Syah yang menikah dengan putri dari Kerajaan Samudra Pasai. Pada masa pemerintahannya, Malaka dikunjungi oleh Ma-Huan yang menceritakan bahwa Malaka merupakan kota kecil. Sultan dan rakyatnya memeluk agama Islam dan taat beribadah. Oleh karena tanahnya tidak subur, perdagangan menjadi mata pencarian utama. Kotanya dikelilingi tembok yang pada keempat sisinya diberi pintu gerbang dan menara-menara penjagaan.
Setelah Sultan Muhammad Iskandar Syah meninggal, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Sultan Mudzafar Syah (1445–1458 M). Pada masa pemerintahannya, Malaka menjadi pusat perdagangan antara timur dan barat.
Kedudukannya semakin kuat, melebihi Samudra Pasai. Bahkan, Sultan Mudzafar Syah dapat menguasai Pahang, Kampar, dan Indragiri. Berturut-turut nama-nama sultan pengganti Sultan Mudzafar Syah, antara lain Sultan Mansur Syah (1458–1477 M), Sultan Alaudin Syah (1477–1488 M), dan Sultan Mahmud Syah (1488–1511 M).
Setelah memeluk agama Islam, Paramisora mengganti namanya dengan nama Islam, yaitu Iskandar Syah. Sultan pertama ini digantikan oleh Muhammad Iskandar Syah yang menikah dengan putri dari Kerajaan Samudra Pasai. Pada masa pemerintahannya, Malaka dikunjungi oleh Ma-Huan yang menceritakan bahwa Malaka merupakan kota kecil. Sultan dan rakyatnya memeluk agama Islam dan taat beribadah. Oleh karena tanahnya tidak subur, perdagangan menjadi mata pencarian utama. Kotanya dikelilingi tembok yang pada keempat sisinya diberi pintu gerbang dan menara-menara penjagaan.
Setelah Sultan Muhammad Iskandar Syah meninggal, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Sultan Mudzafar Syah (1445–1458 M). Pada masa pemerintahannya, Malaka menjadi pusat perdagangan antara timur dan barat.
Kedudukannya semakin kuat, melebihi Samudra Pasai. Bahkan, Sultan Mudzafar Syah dapat menguasai Pahang, Kampar, dan Indragiri. Berturut-turut nama-nama sultan pengganti Sultan Mudzafar Syah, antara lain Sultan Mansur Syah (1458–1477 M), Sultan Alaudin Syah (1477–1488 M), dan Sultan Mahmud Syah (1488–1511 M).
Peta kuno pelabuhan Kesultanan Malaka pada abad ke-16 M. Posisi yang strategis menjadikan Kesultanan Malaka sebuah kesultanan perdagangan dan maritim yang kuat.
Pelabuhan Malaka menjadi pusat kegiatan ekonomi bukan hanya untuk Kerajaan Malaka, melainkan juga untuk kawasan Indonesia. Pada masa ramainya perdagangan, para pedagang Indonesia banyak yang berlabuh di Pelabuhan Malaka. Mereka melakukan transaksi dagang dengan pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Benggala, dan Cina. Dengan demikian, Pelabuhan Malaka juga berfungsi sebagai pelabuhan internasional.
Pada 1511 M pada masa Sultan Mahmud Syah, Kerajaan Malaka mengalami keruntuhan setelah direbut oleh bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Dengan demikian, kekuasaan politik Kerajaan Malaka hanya berlangsung selama kurang lebih satu abad.
Pada 1511 M pada masa Sultan Mahmud Syah, Kerajaan Malaka mengalami keruntuhan setelah direbut oleh bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Dengan demikian, kekuasaan politik Kerajaan Malaka hanya berlangsung selama kurang lebih satu abad.
0 Response to "Kerajaan Malaka / Kesultanan Malaka (Pendiri, Letak, Raja-Raja, Sejarah Kerajaan Malaka)"
Posting Komentar