3 Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Masyarakat dan Contoh Kasusnya

Apa Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Masyarakat?

Beberapa masalah sosial yang timbul akibat inflasi, di antaranya menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pen dapatan, dan terganggunya stabilitas ekonomi.

1. Menurunnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat

Tingkat kesejahteraan rakyat, umumnya diukur dengan daya beli masyarakat dari pendapatan yang diperolehnya. Adanya inflasi menyebabkan daya beli masyarakat semakin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tetap (kecil).

Menurunnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat merupakan Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Masyarakat
Sebagai contoh, jika seseorang memperoleh pendapatan tetap setiap bulannya sebesar Rp500.000,00, sedang laju inflasi sebesar 10%, ia akan mendapat kerugian berupa penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp50.000,00. Dengan kata lain, inflasi sangat merugikan masyarakat yang berpenghasilan tetap dan kecil tersebut.

Sedangkan bagi masyarakat yang berpendapatan tidak tetap, inflasi bisa sangat merugikan atau bisa juga tidak merugikan. Bagi masyarakat yang berpendapatan rendah dan tidak tetap seperti tukang becak, tukang sayur, penyemir sepatu dan kuli angkat, inflasi jelas sangat merugikan. Pendapatan yang rendah dan tidak menentu jumlahnya tentu sangat membebani mereka dalam mengatur pendapatan tersebut agar bisa bertahan hidup.

Adapun bagi masyarakat yang berpendapatan tinggi dan tidak tetap seperti para pedagang besar, inflasi dianggap tidak begitu merugikan, karena dengan pendapatan yang tinggi mereka masih bisa membeli berbagai kebutuhan hidup. Apalagi jika pendapatan mereka pada masa inflasi mengalami kenaikan yang persentasenya lebih besar dibandingkan persentase kenaikan inflasi.
 

2. Memburuknya Distribusi Pendapatan

Dampak negatif inflasi terhadap tingkat kesejahteraan sebenarnya dapat dihindari jika laju pertumbuhan tingkat pendapatan lebih besar dari laju inflasi tersebut. Dengan kata lain, bagi pihak yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persen tase yang lebih besar dari laju inflasi akan mendapatkan keuntungan karena adanya inflasi.

Akan tetapi, dalam kenyataannya di masyarakat hanya segelintir orang yang memiliki kemampuan me ning katkan pendapatannya melebihi laju inflasi. Dengan demikian, inflasi hanya menyebabkan terjadinya pola pembagian pendapatan masyarakat menjadi lebih timpang. Inflasi ibarat pajak bagi orang yang berpendapatan tetap dan merupakan subsidi bagi mereka yang berpendapatan tidak tetap.
 

3. Terganggunya Stabilitas Ekonomi

Inflasi menggangu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan masa depan (ekspektasi) para pelaku ekonomi. Dengan perkiraan bahwa harga-harga akan terus naik, konsumen melakukan pembelian barang dan jasa yang lebih banyak dari seharusnya. Bagi produsen, perkiraan akan naiknya harga barang dan jasa mendorong mereka menunda penjualan untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Penawaran barang dan jasa berkurang. Akibatnya, kelebihan permintaan membesar dan mempercepat laju inflasi. Kondisi ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih buruk.

Selain ketiga dampak yang telah disebutkan di atas, inflasi berpengaruh bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, yaitu menurunnya daya beli masyarakat terhadap barang atau jasa. Namun bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap adanya inflasi tidakmenimbulkan pengaruh yang berarti terhadap daya beli.


Contoh Kasus Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Masyarakat

Saya ingat sebuah berita kecil di harian Ibu Kota tahun lalu tentang seorang sopir taksi bernama Slamet.
Selama ini Slamet sudah sangat hemat membelanjakan uang yang diperolehnya dari menarik taksi. Rata-rata dia mendapat untung bersih Rp20.000,- sampai Rp25.000,- per hari. Sebagai langkah menghemat pengeluaran, ia patungan bersama dua temannya mengontrak sebuah rumah petak di Kali Malang. Biaya kontrakan Rp 180.000,- per bulan. Belum termasuk iuran listrik Rp30.000,- per bulan. “Kalau semua naik, istri saya mau makan apa?” tutur Slamet pasrah.

Kenaikan BBM tentu akan menimbulkan dampak inflasi. Inflasi yang timbul akan menurunkan daya beli, dan penurunan daya beli akan mengakibatkan bertambahnya jumlah orang miskin. Kita paham logika ini maka pertanyaan yang harus dijawab adalah bagaimana dampak kenaikan BBM pada inflasi dan orang miskin? Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya? Ini sebenarnya pertanyaan klasik yang selalu diajukan tiap kali harga BBM dinaikkan.

Inflasi yang terjadi, walaupun relatif kecil akibat kenaikan BBM tentu akan memengaruhi penduduk miskin. Perhitungan yang dilakukan LPEM-FEUI menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM sebesar rata-rata 30 persen akan meningkatkan persentase orang miskin dari 16,25 persen menjadi 16,43 persen. Namun, jika diberikan dana kompensasi dalam bentuk beasiswa dan beras murah, persentase penduduk miskin akan turun menjadi 13,87 persen.

Meskipun demikian, argumen ini bukan serta-merta menihilkan dampak kenaikan BBM bagi masyarakat. Yang penting diperhatikan adalah kelompok penduduk yang masuk dalam kategori hampir miskin. Mereka yang masuk dalam kategori ini adalah penduduk dengan penghasilan tetap, yang berada di sekitar garis kemiskinan, namun pola hidupnya sudah mulai mengikuti pola hidup nonmiskin. Misalnya buruh di kota, sopir seperti Slamet dalam tulisan di atas, dan juga pegawai negeri rendah. Mereka ini yang akan mengalami dampak dari kenaikan BBM.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Masyarakat dan Contoh Kasusnya"

Posting Komentar