Faktor Penyebab Perubahan Musim di Indonesia (Musim Kemarau & Penghujan)

 Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim penghujan yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan relatif lebih lama dibandingkan dengan musim hujan yang ada di wilayah Nusa Tenggara. Dengan demikian musim kemarau di Sumatera dan Kalimantan bisa jadi hanya beberapa bulan, tetapi di Nusa Tenggara dapat berlangsung lebih dari setengah tahun.Di wilayah Sumatera, musim penghujan hampir berlangsung sepanjang tahun. Hanya ada dua sampai tiga bulan kemarau. Berbeda dengan wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. Musim kemarau lebih lama daripada musim penghujan, kecuali di wilayah Jawa bagian barat terutama wilayah pegunungan.
       Seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot mengemukakan hukumnya yang berbunyi: angin mengalir dari tempat yang bertekanan maksimum (dingin) ke tempat yang bertekanan minimum (panas). Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri. Di permukaan bumi kita ini daerah-daerah yang bertekanan tinggi adalah di wilayah sekitar subtropis pada ketinggian 30° LS dan 30° LU. Angin bergerak dari wilayah subtropis sebagian menuju ekuator sebagian menuju wilayah kutub.
     Perubahan musim di Indonesia terjadi karena adanya perbedaan pergerakan angin untuk wilayah-wilayah tertentu. Pola pergerakan angin muson (angin musim) adalah sebagai berikut:
Pola angin musim terjadi karena adanya pergeseran matahari antara 23 September - 20 Maret berada di Belahan Bumi Utara (BBU) dan antara 21 Maret sampai dengan 22 September berada di Belahan Bumi Selatan (BBS).
      Pola angin muson timur laut membelok menjadi pola angin muson barat laut setelah melewati khatulistiwa pada bulan September sampai Maret saat matahari berada di BBS.
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pada 23 September - 20 Maret pergerakan semu matahari berada di atas BBU.
b) Suhu udara rata-rata tinggi sehingga udara di BBS lebih rendah daripada di BBU. Hal tersebut mengakibatkan bergeraknya arus angin musim dari BBU ke BBS.
c) Arah angin muson tersebut menurunkan banyak hujan sehingga pada bulan tersebut hampir seluruh wilayah Indonesia, turun hujan.

Sekarang, perhatikan kembali gambar berikut.
Berdasarkan gambar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pada 21 Maret - 22 September pergeseran semu matahari berada di atas BBU.
b) Suhu udara rata-rata tinggi dan tekanan udaranya menunjukkan isobar di BBU lebih rendah daripada di BBS. Akibatnya, bergerak arus angin dari BBS ke BBU.
c) Arus angin timur, umumnya tidak banyak menurunkan hujan sehingga di kepulauan wilayah Indonesia, umumnya mengalami musim kemarau.

Perbedaan antara musim hujan dan kemarau terletak pada tiga hal pokok, yaitu:
a) Curah hujan di musim kemarau dengan sendirinya lebih rendah daripada musim hujan.
b) Arah angin pada musim hujan bertiup dari arah barat laut karena angin yang berasal dari daratan Asia banyak mengandung uap air. Arah angin pada musim kemarau bertiup dari arah tenggara
karena angin yang berasal dari daratan Australia kering.
c) Waktu terjadinya musim penghujan (terjadi bulan November - April), musim kemarau (terjadi bulan Mei - Oktober), dan musim pancaroba. Istilah yang digunakan untuk masa peralihan antara musim kemarau atau sebaliknya, berlangsung pada bulan April atau Oktober.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Faktor Penyebab Perubahan Musim di Indonesia (Musim Kemarau & Penghujan)"

Posting Komentar