4 Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

Berikut ini 4 masalah ketenagakerjaan yang ada di Indonesia:
1. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja
    Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa. Rendahnya kualitas tenaga kerja menjadi masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang harus segera diatasi agar tenaga kerja Indonesia tidak kalah persaingan dengan tenaga kerja asing mengingat masyarakat ekonomi asean telah dilaksanakan.

2. Jumlah Angkatan Kerja yang tidak
    Sebanding dengan Kesempatan Kerja Telah dijelaskan sebelumnya, meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian dan menjadi masalah ketenagakerjaan yang serius. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia
Peningkatan jumlah angkatan kerja juga yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia menyebabkan banyaknya pengangguran.

3. Persebaran Tenaga Kerja yang tidak Merata
    Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa terutama di kota-kota besar. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal. Persebaran tenaga kerja yang baik dapat mendorong terciptanya iklim ketenagakerjaan yang baik bagi Indonesia.
 
4. Pengangguran
    Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja dan menjadi pengangguran. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.
PHK dan Jumlah Pengangguran
    Seiring dengan kontraksi perekonomian yang sangat dalam pada tahun 1997 -1998 jumlah pengangguran meningkat sebagai akibat terus berlangsungnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor. Tekanan yang berasal dari kenaikan biaya produksi di satu sisi, dan melemahnya daya serap pasar domestik di sisi lain, telah memaksa berbagai sektor mengurangi skala usaha. Dalam pada itu, secara riil, upah minimum regional (UMR) mengalami penurunan sebagai akibat tingginya inflasi.
    Jumlah pengangguran terbuka (open unmployment) yang pada tahun 1997 tercatat sebesar 4,3 juta orang pada tahun 1998 meningkat menjadi 5,1 juta orang, atau 5,5 % dari jumlah angkatan kerja. Apabila jumlah pengangguran terselubung (underemployment) sebesar 8,6 juta orang diperhitungkan, jumlah pengangguran meningkat menjadi 13,7 juta orang. Walaupun kontraksi perekonomian cukup dalam. tingkat pengangguran relatif rendah karena pekerja yang terkena PHK di sektor formal pada umumnya segera beralih pekerjaan ke sektor informal demi mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan asumsi bahwa setiap pekerja menanggung beban dua orang –seorang istri dan seorang anak– meningkatnya pengangguran tersebut berdampak pada hilangnya daya beli sebanyak 41,1 juta orang.
    Dalam tahun 1998, sebanyak 831 perusahaan secara resmi melakukan PHK terhadap 108.363 orang, sementara 91 perusahaan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "4 Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia"

Posting Komentar