Jenis-Jenis Hujan (Hujan Orografis, Zenithal, Frontal, Siklonial, dan Hujan Asam)

Hujan adalah peristiwa jatuhnya butir-butir air dalam bentuk cair atau padat menuju permukaan bumi. Hujan terbentuk ketika butir-butir air di dalam awan bergabung, menjadi berat, dan jatuh ke bumi dan hujan ini dibedakan menjadi berberapa jenis hujan. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat Fluviograf atau Rain Gouge yang dinyatakan dalam skala milimeter. Daerah yang memiliki curah hujan yang sama dihubungkan dengan garis isohyet.
    Hujan merupakan proses lanjutan dari naiknya massa udara/awan. Uap air yang terkandung dalam awan tersebut akan berubah menjadi butir-butir air yang besar dan akhirnya jatuh ke Bumi. Proses terjadinya hujan dan besarnya curah hujan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Wilayah yang memiliki curah hujan yang sama pada suatu peta ditunjukkan oleh garis isohyet. 
Titik-titik air dalam awan makin lama makin besar dan berat, akhirnya akan jatuh ke bumi. Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari awan ke permukaan bumi dinamakan hujan. Dengan demikian untuk terjadi hujan dimulai dari penguapan di laut, kemudian uap air itu berubah menjadi awan, kemudian titiktitik air dalam awan tersebut jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Air hujan di muka bumi kemudian mengalir lagi ke laut, dan menguap lagi, demikian seterusnya. Proses semacam ini disebut siklus hidrologi.
Macam / Jenis-Jenis hujan dibedakan menjadi 5 yaitu:
1. Hujan Orografis
    Hujan pegunungan (hujan orografis), yaitu hujan yang terjadi karena angin yang lembap terdesak naik ke lereng pegunungan, terjadilah hujan orografis. Jenis hujan ini terjadi karena udara yang membawa uap air dari laut dipaksa naik oleh adanya pegunungan. Wilayah yang tidak turun hujan di sisi lain gunung atau pegunungan dikenal dengan sebutan daerah bayangan hujan.
Hujan Orografis - Jenis-Jenis Hujan - Macam-macam hujan

2. Hujan Zenithal
    Hujan zenithal terjadi karena adanya pertemuan arus konveksi yang membawa uap air di daerah khatulistiwa. Dengan adanya pertemuan dua arus konveksi menyebabkan tabrakan dan kedua massa udara naik ke atas.
Hujan Zenithal - Jenis-Jenis Hujan
Hujan konveksi (hujan zenithal), yaitu jenis hujan yang terjadi karena massa udara panas membumbung ke atas. Suhu udara di bagian atas rendah sehingga uap air berkondensasi menjadi awan. Jika butir air pada awan tersebut bertambah besar, turunlah hujan di tempat udara tersebut naik. Hujan konveksi terjadi hampir sepanjang tahun di sekitar khatulistiwa dan pada musim panas di daerah iklim sedang.

3. Hujan Frontal
    Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang lembap bersentuhan dengan massa udara dingin pada bidang front, terjadilah hujan frontal. Jenis hujan frontal ini terjadi karena pertemuan dua massa udara yang berbeda suhunya. Perbedaan suhu ini menyebabkan massa udara yang panas dipaksa naik ke atas. Jumlah curah hujan dalam sebulan dapat digunakan untuk menentukan bulan basah, bulan sedang, dan bulan kering. Bulan basah terjadi jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya lebih dari 100 mm, bulan sedang jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya 60–100 mm, dan bulan kering jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya kurang dari 60 mm.

4. Hujan siklonal
    Hujan siklonal terjadi karena pengaruh angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju ke titik pusat. Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin anti siklon. Lihat gambar berikut. Hujan yang terjadi karena pengaruh angin yang berputar (siklon) yang sangat berbahaya, karena sering menimbulkan bencana yang berupa tornado dan siklon tropis “Hurricane”. Kedua badai itu sering melanda Amerika Serikat (USA).
5. Hujan Asam
    Hujan asam yaitu hujan yang airnya memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Hujan asam ini terjadi apabila dalam air hujan terlarut zat-zat buangan yang bertebaran di udara sehingga keasaman air hujan menjadi lebih besar daripada air hujan pada umumnya. Hujan asam ini biasanya berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan tanah, tumbuhan, dan bangunan.
 
    Di Indonesia curah hujan tertinggi terdapat di daerah Kranggan. Daerah ini terletak di lereng barat Gunung Slamet. Curah hujannya ± 8.305 mm/ tahun. Daerah yang lain adalah Tenjo, dekat Baturaden, Jawa Tengah. Jumlah curah hujannya ± 7.069 mm/tahun. Curah hujan paling sedikit terdapat di Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Curah hujannya dalam satu tahun ± 547 mm. Daerah lainnya adalah Asembagus, Jawa Timur. Curah hujannya dalam satu tahun ± 886 mm.

Itulah tadi bahasan mengenai berbagai macam jenis hujan, semoga bermanfaat 😊..

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jenis-Jenis Hujan (Hujan Orografis, Zenithal, Frontal, Siklonial, dan Hujan Asam)"

Posting Komentar