Bagaimana Proses Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? Mari kita bahas caranya ya😊
Setelah kemerdekaan diproklamirkan bukan berarti perjuangan bangsa sudah selesai, tetapi tetap berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan yang sudah diperoleh. Sambutan meriah daerah-daerah di tanah air pasca kemerdekaan sebagai wujud kegembiraannya yang telah lama diperjuangkan ditunggu-tunggu telah tiba. Hal ini tidak terlepas dari peran para tokoh yang berjuang menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan.
Berita Proklamasi yang telah meluas di Jakarta segera disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia bahkan ke seluruh dunia.
Cara penyebarluasan berita itu dilakukan melalui sarana-sarana berikut.
1. Kantor Berita “Domei”
Penyebaran berita proklamasi lewat kantor berita domei ini adalah Pada tanggal 17 Agustus 1945 sekitar puku1 18.30 WIB. wartawan Kantor Berita Domei (Sekarang Kantor Berita Antara) Syahrudin menyampaikan salinan teks proklamasi kepada Waidan B. Panelewen. Ia segera memerintahkan kepada Markonis (petugas telekomunikasi) F. Wuz untuk menyiarkan berita tersebut tiga kali berturut-turut. Ketika Kantor Berita Domei disegel Jepang pada tanggal 20 Agustus 1945 para pemuda tersebut membuat pemancar baru di Menteng 31 dengan kode panggilan DJK 1. Tokoh yang berperan antara lain: Sutamto, Susilaharja, dan Suhandar.
2. Radio
Sarana kedua untuk meyebarluaskan peristiwa kemerdekaan adalah dengan media radio. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Syahrudin berhasil memasuki ruang siaran radio Hoso Kanri Kyoku (sekarang RRI). Tepat puku1 19.00 teks proklamasi berhasil disiarkan, M. Yusuf Ronodipuro, Bachtiar Lubis, dan Suprapto adalah tokohtokoh yang berperan besar dalam menyiarkan berita proklamasi tersebut.
Sejak zaman kemerdekaan, radio telah memegang peranan penting dalam penyebarluasan berita proklamasi. Untuk itu tanggal 11 September 1945 dicetuskan lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI) dengan semboyannya “Sekali di Udara tetap di Udara.” Salah satu tokoh yang turut mempelopori lahirnya RRI adalah Jusuf Ronodipuro yang saat itu mewakili Radio Jakarta.
3. Kawat Telepon
Adam Malik yang waktu itu sebagai wartawan menyampaikan teks proklamasi melalui telepon kepada Asa Bafaqih yang kemudian diteruskan kepada Penghulu Lubis untuk mendapatkan pengesahan lolos sensor. Selanjutnya dikawatkan ke daerah-daerah.
4. Surat Kabar (Pers)
Harian “Suara Asia” di Surabaya adalah koran pertama yang menyiarkan berita proklamasi. Para pemuda yang berjuang lewat pers, antara lain B.M. Diah, Sukarjo Wiryo Pranoto, Iwa Kusuma Sumantri, Ki Hajar Dewantoro, Otto Iskandardinata, GS.S.J. Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Sutan Syahrir, Madikin Wonohito, Sumanang SH, Manai Sophian, dan Ali Hasyim.
Penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui surat kabar, antara lain surat kabar "Soeara Asia dan Tjahaya".
5. Anggota PPKI dari Daerah
Berita proklamasi secara resmi dibawa dan disebarluaskan keluar pulau Jawa melalui para anggota PPKI yang berasal dari daerah yang kebetulan menyaksikan peristiwa proklamasi dan menghadiri sidang PPKI. Anggota tersebut antara lain: Teuku Muhammad Hasan (Sumatera), Sam Ratulangi (Sulawesi), Ketut Puja (Nusa Tenggara), dan AA Hamidhan (Kalimantan).
6. Sarana Penyebaran Lain
Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarkan melalui pemasangan pamflet, poster, dan coretan pada tembok-tembok dan gerbong-gerbong kereta api. Sejumlah besar pamflet disebarkan ke berbagai penjuru kota. Pamflet itu juga dipasang di tempat-tempat strategis. Selain itu, berita proklamasi kemerdekaan juga menggunakan pengerahan massa dan penyampaian dari mulut ke mulut. Keampuhan cara itu terbukti dan berdatangannya masyarakat ke Lapangan Ikada untuk mendengarkan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan.
Penyebaran berita proklamasi ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa juga dilakukan oleh beberapa gubernur yang ikut serta menyaksikan peristiwa proklamasi kemerdekaan. Mereka antara lain Sam Ratulangi (Gubernur Sulawesi), Pangeran Mohamad Noor (Gubernur Kalimantan), I Gusti Ketut Pudja (Gubernur Sunda Kecil), dan Teuku Mohamad Hasan (Gubernur Sumatra).
Meskipun berita proklamasi terlambat sampai di daerah-daerah rakyat tetap menyambutnya dengan antusias dan penuh kegembiraan. Mereka menghargai dan mengakui Soekarno-Hatta sebagai pimpinan nasional negara yang baru lahir tersebut.
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.
Lalu Bagaimana Sikap Rakyat di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan?
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945 dan rakyat telah merdeka bebas dari pemerintahan asing, semua kekuasaan harus di tangan negara dan bangsa Indonesia. Bagaimana sikap rakyat terhadap Jepang yang masih ada di Indonesia? Rakyat pada waktu itu melakukan tindakan yang cepat untuk merebut senjata dari tangan Jepang. Semua perusahaan (kantor-kantor. pabrik, tambang, kebun, dan lain-lain) harus direbut dan dikuasai oleh rakyat Indonesia dari tangan Jepang.
Sementara itu rakyat juga menggerakkan masyarakat untuk mengibarkanbendera merah putih, pemakaian lencana merah putih, dan menggemakan pekik “Merdeka”. Tak lupa juga mengucapkan semboyan “Sekali merdeka tetap merdeka” atau “Merdeka atau mati”. Anak-anak sekolah membagi-bagikan bendera di jalan-jalan raya kepada pengendara mobil, sepeda, becak, dan sebagainya.
Pemuda Menteng 31 waktu itu menyusun berbagai organisasi sebagai laskar perjuangan. Di antaranya adalah Angkatan Pemuda Indonesia (API) untuk barisan pemudanya. Barisan Buruh Indonesia (BBI) untuk barisan buruhnya, serta Barisan Rakyat Indonesia (BARA) untuk kaum tani di desa-desa.
Penyambutan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh seluruh rakyat dibuktikan dengan cara-cara sebagai berikut.
- Para pemuda yang bekerja di berbagai jawatan pemerintah pendudukan Jepang mengambil alih jawatan-jawatan tersebut dengan atau tanpa kekerasan.
- Para pemuda dan rakyat melucuti senjata tentara Jepang.
- Bangunan atau barang milik pemerintah pendudukan Jepang, seperti gedung, mobil, kereta api, dan lainnya dinyatakan sebagai "Milik RI".
- Slogan-slogan dan semboyan-semboyan perjuangan ditempel kan atau dicatkan pada tembok-tembok dan dinding-dinding kereta api atau trem.
- Organisasi militer yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang, seperti heiho, Peta, keibondan, hisbullah, dan seinendan, bergabung menjadi anggota BKR atau laskar perjuangan.
Sambutan dan sikap rakyat yang antusias dan beraneka ragam terhadap proklamasi kemerdekaan tersebut merupakan tonggak awal perjuangan bangsa.
0 Response to "Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Cara Penyebarluasan)"
Posting Komentar