Latar Belakang & Sejarah ASEAN | Tujuan, Struktur Organisasi, KTT, Kerja Sama ASEAN Lengkap

Latar Belakang Berdirinya ASEAN

ASEAN singkatan dari Association of South East Asia Nations, atau Perhimpunan Bangsa - Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja sama regional negaranegara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang berdirinya ASEAN.

Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
  • Faktor Intern (dari dalam), yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negaranegara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
  • Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.

Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi adanya persamaan di antara negara-negara Asia Tenggara. Berikut ini persamaan-persamaan tersebut.
  • Persamaan letak geografis di kawasan Asia Tenggara.
  • Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia.
  • Persamaan nasib dalam sejarahnya yaitu sama-sama sebagai negara bekas dijajah oleh bangsa asing.
  • Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Pendirian ASEAN juga dilatarbelakangi oleh kesamaan sikap yang nonkomunis, mengingat komunis telah menimbulkan ketidakstabilan dalam negeri masing-masing negara.

Sejarah Berdirinya ASEAN

Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang membawa pada pembentukan. Pertama, Association of Southeast Asia (ASA) yang dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai, dan Filipina. Kedua, MAPHILINDO yang dibentuk pada tahun 1963, merupakan musyawarah antara negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Karena adanya “Krisis Federasi Malayasia” yang kurang memuaskan Indonesia dan Malaysia, maka diawali dengan ajakan Thanat Khoman dari Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia maupun Adam Malik dari Indonesia pada bulan Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi ASEAN.

Pemimpin bangsa-bangsa Asia Tenggara membentuk suatu kerja sama regional untuk memperkuat kedudukan dan kestabilan sosial-ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, dilangsungkan pertemuan lima menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara yang diadakan di Kota Bangkok, Thailand pada 5-8 Agustus 1967. Hasilnya, pada 8 Agustus 1967 dicapai sebuah Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh kelima menteri luar negeri.

Deklarasi ASEAN ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Deklarasi Bangkok) oleh lima utusan dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara. Ke lima tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok adalah :
  1. Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia);
  2. Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia);
  3. S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura);
  4. Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina); dan
  5. Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai).
Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada awal berdirinya. Selanjutnya dalam perkembangannya sampai sekarang ini anggota ASEAN sudah bertambah 6 negara, yakni :
  1. Brunei Darussalam (tanggal 7 Januari 1984),
  2. Vietnam (28 Juni 1995),
  3. Laos (23 Juli 1997),
  4. Myanmar (23 Juli 1997), dan
  5. Kampuchea (16 Desember 1998).
  6. Timor Leste

Isi deklarasi bangkok adalah kesepakatan untuk membentuk organisasi regional di wilayah Asia
Tenggara yang disebut Association of South East Asia Nations (ASEAN). Titik tolak pemikiran pembentukan ASEAN adalah kesamaan kepentingan dan masalah yang dihadapi serta berkeyakinan bahwa peningkatan solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara merupakan sumbangan terciptanya perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran bersama di kawasan tersebut.

Tujuan ASEAN

Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
  1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
  2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
  3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
  4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana- sarana latihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, professional, teknik dan administrasi.
  5. Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan saranasarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
  6. Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
  7. Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.

Logo lambang ASEAN dan artinya

Logo lambang ASEAN yaitu:
Lambang Asean dan artinya

Lambang ASEAN mempunyai arti sebagai berikut.
a. Arti lambang Secara Umum
  1. Melambangkan solidaritas, kesepakatan dan keterikatan kerja sama untuk kemakmuran rakyat di negara-negara ASEAN.
  2. Melambangkan kesetiaan ASEAN pada perdamaian dan stabilitas kawasan pada khususnya, dan dunia pada umumnya.
b. Arti Bagian-Bagian Lambang
  1. Batang padi tegak berjumlah sepuluh, melambangkan jumlah negara anggota ASEAN (pada awal berdirinya ASEAN jumlah batang padi ada lima).
  2. Batang padi berwarna coklat, melambangkan kekuatan dan stabilitas ASEAN.
  3. Lingkaran keliling dan tulisan ASEAN berwarna biru, melambangkan persahabatan.
  4. Warna dasar kuning, melambangkan kemakmuran.

Bentuk Bentuk Kerja Sama ASEAN

1. Bidang Ekonomi
Untuk menjalin kerja sama di bidang ekonomi, semula dibentuk sebelas Komite Tetap. Namun kemudian dipadatkan menjadi sembilan. Dari sembilan komite tetap, lima di antaranya menangani kerja sama dalam bidang ekonomi.
Komite Tetap di bidang ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Komite Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (Committe on Food Ahriculture and Forestry = COFAF). Komite ini berkedudukan di Indonesia.
  2. Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee on Transportation and Communication = COTAC). Komite ini berkedudukan di Malaysia.
  3. Komite Keuangan dan Perbankan (Committee on Finance and Banking = COFAB ). Komite ini berkedudukan di Thailand.
  4. Komite Industri, Pertambangan, dan Energi (Committee on Industry, Mineral, and Energy = COIME). Komite ini berkedudukan di Filipina.
  5. Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committee on Trade and Tourism = COTT ). Komite ini berkedudukan di Singapura.
Hasil-hasil yang dicapai dalam kerja sama ASEAN di bidang ekonomi.
  1. Meningkatkan kerja sama di bidang kehutanan, perikanan, dan menjaga sumber daya laut.
  2. Meningkatkan kerja sama di bidang perhubungan dan komunikasi, yaitu penggunaan satelit Palapa bersama.
Hasil-hasil kerja sama antara negara-negara ASEAN dengan pihak luar ASEAN, antara lain sebagai berikut.
  1. Meningkatkan hubungan dagang yang saling menguntungkan dengan MEE. Asean sebagai penghasil bahan mentah, sedangkan MEE sebagai negara industri yang membutuhkan bahan mentah.
  2. Meningkatkan kerja sama ekonomi dan dana bantuan dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru.
  3. Meningkatkan kerja sama dan hubungan ekonomi dengan Jepang dan negara-negara Asia Barat (Timur Tengah).

2. Bidang Sosial
Kerja sama ASEAN di bidang sosial ditangani oleh Komite Pengembangan Sosial (Committee on Social Development = COSD). Hasil yang dicapai antara lain sebagai berikut.
  1. Peningkatan kerja sama dalam menanggulangi masalah kependudukan.
  2. Peningkatan kerja sama mencegah dan memberantas narkotika.
Di samping itu juga bekerja sama dengan PBB di bidang sosial, khususnya masalah pengungsian. ASEAN telah berhasil mendesak UNHCR (United Nations High Commissioner for Refuges) untuk mengatasi masalah pengungsi Indocina.

3. Bidang Budaya
Kerja sama ASEAN di bidang budaya ditangani oleh dua Komite Tetap.
  1. Komite Kebudayaan dan Penerangan (Committee on Culture and Information = COCI).
  2. Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Committee on Science and Technology = COST).
Hasil-hasil yang dicapai, antara lain sebagai berikut.
  1. Kesepakatan mendirikan Universitas ASEAN di Pematang Siantar.
  2. Pertukaran acara radio dan televisi antara negara-negara ASEAN.
  3. Penyelenggaraan festival film ASEAN.

4. Bidang Politik
Salah satu tujuan ASEAN adalah meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan Asia Tenggara. Tidak semua negara di Asia Tenggara masuk menjadi anggota ASEAN, seperti Laos, Kamboja, dan Birma ( Myanmar). Sementara itu di Kamboja terjadi pergolakan. Tentu saja hal ini mengganggu stabilitas dan perdamaian kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu negara-negara ASEAN bekerja sama untuk ikut mengatasi kemelut di Kamboja. Atas inisiatif Indonesia, diadakanlah pertemuan yang dikenal dengan Jakarta Informal Meeting (JIM) I (di Bogor) dan II (di Jakarta).

Struktur Organiasi ASEAN

Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali 1976 ada perbedaan.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Sebagai Berikut.
  1. Annual Ministreal Meeting (AMM), merupakan sidang tertinggi yang dihadiri oleh para menteri luar negeri.
  2. Standing Committee bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi serta mempersiapkan AMM berikutnya. Tugasnya merekomendasi dan melaksanakan program yang telah disepakati dalam AMM.
  3. Komisi-komisi tetap (permanent committee) dengan tugas merekomendasi rencana program ASEAN dan melaksanakannya.
  4. Komisi khusus tugasnya mengoordinasi tanggapan nasional terhadap hasil yang telah dicapai ASEAN dan menyiapkan agenda pertemuan Standing Committee.
ASEAN memiliki 5 komisi khusus dalam bidang ekonomi dan 3 komisi khusus nonekonomi.
Berikut ini lima komisi khusus di bidang ekonomi.
  1. Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committee on Trade and Tourism/COTT) berkedudukan
    di Singapura.
  2. Komite Industri Pertambangan dan Energi (Committee on Industry Mineral and Energy / COMT) berkedudukan di Filipina.
  3. Komite Keuangan dan Perbankan (Committee on inance and Bank/COFAB) berkedudukan di Thailand.
  4. Komite Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (Committee on ood, Agriculture, and oresty/ COFAF) berkedudukan di Indonesia.
  5. Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee on Transportation on Communication/COTAC) berkedudukan di Malaysia.
Sementara itu, 3 komisi di bidang nonekonomi antara lain sebagai berikut.
  1. Komite Kebudayaan dan Penerangan (Committee on Culture and Information/COCI).
  2. Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Committee on Science and Technology/ COST).
  3. Komite Pembangunan Sosial (Committee on Social Development atau COSD). Kedudukan ketiga komite tersebut dilakukan secara bergilir setiap tiga tahun sekali.

b. Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada Perubahan, Sebagai Berikut.
a. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) merupakan instansi tertinggi dalam ASEAN, disusul AMM dilengkapi pertemuan Menteri Ekonomi lainnya, sehingga susunannya menjadi:
  1. Summit Meeting (pertemuan kepala negara),
  2. Annual Ministreal Meeting (AMM),
  3. Standing Committee,
  4. Komisi Tetap (Permanent Committee),
  5. Komisi Khusus, dan
  6. Sekretaris Nasional ASEAN
b. Dibentuk Sekretariat ASEAN yang dipimpin Sekretaris Jenderal ASEAN yang berkedudukan di Jakarta dan dijabat secara bergilir dengan masa jabatan dua tahun. Sebagai Sekjen ASEAN pertama ditetapkan Letjen H.R. Sudharsono dari Indonesia yang diangkat pada tanggal 7 Juni 1976.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN

a. KTT I di Bali (23 – 25 Februari 1976)
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini disepakati tentang perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang politik, pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stablitas dan keamanan kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan Declaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga disepakati tentang Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia), antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.

b. KTT II di Kuala Kumpur (4 – 5 Agustus 1977) yang lebih memfokuskan pada masalah-masalah hubungan ekonomi dengan Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

c. KTT III di Manila (14 – 15 Desember 1987).
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang isinya antara lain tentang kerja sama dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme negaranegara industri dan mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

d. KTT IV di Singapura ( 27 – 29 Januari 1992).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan membuka kesempatan bagi ASEAN untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.

e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15 Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6 November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 - 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j. KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).

Sekjen ASEAN

Tokoh yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN, adalah:
1) H.R. Dharsono (1976–1978) dari Indonesia;
2) Umarjadi Notowijono (1978–1978) dari Indonesia;
3) Datuk Ali bin Abdullah (1980–1980) dari Malaysia;
4) Narciso G. Reyes (1980–1982) dari Filipina;
5) Chai Kai Yau (1982–1984) dari Singapura;
6) Phan Wannamethee (1984–1986) dari Thailand;
7) Roderick Yong (1986–1989) dari Brunei Darussalam;
8) Rusli Noor (1989–1993) dari Indonesia;
9) Dato Ajit Singh (1993–1997) dari Malaysia;
10) Rudolfo C. Severino Jr. (1998–2002) dari Filipina;
11) H.E. Ong Keng Yong (2003–2007) dari Singapura;
12) Surin Pitsuwan (2008-sekarang) dari Thailand.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Latar Belakang & Sejarah ASEAN | Tujuan, Struktur Organisasi, KTT, Kerja Sama ASEAN Lengkap"

Posting Komentar