Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi (Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi)

Tindakan ekonomi yang dilakukan tentu memiliki alasan atau tujuan tertentu untuk disebut motif. Antara satu orang dengan orang lain pasti memiliki motif yang berbeda. Namun secara umum, manusia selalu berusaha mencapai keuntungan dan menghindari kerugian. Di sinilah, prinsip ekonomi memegang peranannya. Jika ingin berhasil dalam kegiatan ekonominya, manusia harus menerapkan prinsip ekonomi.
1. Tindakan Ekonomi
    Tindakan ekonomi adalah segala tindakan manusia yang dilandasi prinsip ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini menyangkut tindakan yang rasional yang dapat dilakukan melalui skala prioritas, yaitu mendahulukan kebutuhan yang dianggap penting dan mendesak. Setiap manusia (bahkan sejak dalam kandungan) pasti memiliki kebutuhan hidup. Untuk memahami tindakan ekonomi mari kita perhatikan contoh berikut ini.
Ketika pertama kali masuk SMP dahulu, kita dibelikan orang tua sepasang sepatu dan tas baru. Setelah beberapa bulan, kita merasa bahwa tas sekolah kita sudah tidak bisa lagi digunakan untuk membawa buku-buku yang semakin banyak. Kita kemudian meminta orang tua untuk membelikan tas baru yang lebih besar. Lain waktu, ada seorang teman yang memiliki baju model baru yang membuat kita tergiur untuk memilikinya juga. Meskipun sebenarnya jumlah baju di lemari kita sudah lebih dari cukup, kita tetap membeli baju baru. 
    Pada dasarnya kebutuhan manusia memiliki sifat yang tidak terbatas. Hal ini karena manusia cenderung tidak pernah merasa puas dan selalu merasa kekurangan. Manusia berusaha mengatasi masalah itu dengan melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi dilakukan karena manusia ingin mencukupi semua kebutuhannya sehingga menjadi sejahtera atau makmur. Ukuran kesejahteraan secara ekonomi bisa disamakan dengan terpenuhinya kebutuhan materiil (fisik). Tindakan ekonomi yang dilakukan secara terus-menerus (setiap hari) oleh masyarakat ini akhirnya menjadi suatu aktivitas yang disebut kegiatan ekonomi.
Tindakan Ekonomi
     Bagaimana suatu tindakan ekonomi dilakukan? Pertimbangan apa yang mendasari seseorang melakukan tindakan ekonomi? Inilah yang membedakan bentuk tindakan ekonomi.
Berikut ini dua bentuk tindakan ekonomi.
a. Tindakan Ekonomi Rasional
    Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan perasaan. Dengan akal, manusia dapat melakukan pemikiran tentang cara mengatasi permasalahan-permasalahannya. Dengan akal, manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya. Artinya, manusia yang berakal selalu bertindak berdasarkan rasio (pemikiran yang sehat). Tindakan ekonomi rasional adalah tindakan ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan akal sehat. Manusia selalu mengharapkan keuntungan atau kebaikan bagi dirinya. Tidak ada orang yang mengharapkan kerugian, kemalangan,
atau keburukan. Dalam dunia ekonomi, manusia rasional adalah manusia yang selalu berpikir tentang cara ia memperoleh keuntungan yang seoptimal mungkin atas tindakan ekonomi yang dia lakukan.
Supaya lebih jelas, perhatikanlah contoh berikut.
Pak Amat ingin memulai usaha berjualan bakso secara berkeliling. Sebelumnya, Pak Amat harus membuat kalkulasi (perhitungan) ekonomi mengenai modal usaha, harga jual yang tepat, serta berapa mangkuk bakso yang harus dijual per hari agar bisa mendapat keuntungan harian. Pak Amat lantas membuat perkiraan sebagai berikut. Setiap hari ia membeli bahan pokok dan pelengkap untuk baksonya seharga Rp30.000,00. Bahan-bahan tersebut bisa mencukupi permintaan sebanyak 25 mangkuk. Jadi, biaya per mangkuknya adalah Rp1.200,00. Pak Amat mematok harga baksonya Rp2.000,00 per porsi. Dengan demikian, bila baksonya laku 15 mangkuk, itu sudah cukup balik modal (15 × Rp2.000,00 = Rp30.000,00). Pak Amat tentu tidak puas hanya balik modal. Ia terus berkeliling hingga jika seluruh baksonya habis, ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp20.000,00 (10 × Rp2.000,00).
Cerita di atas menunjukkan bahwa Pak Amat telah melakukan tindakan ekonomi yang rasional. Dia berusaha mendapatkan keuntungan dan selisih harga barang yang dijualnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Ia mempertimbangkan pengorbanan dengan hasil yang diperoleh. Ia mau terus menjalankan usahanya selama hasil lebih besar daripada pengorbanan yang dilakukannya.
b. Tindakan Ekonomi Tidak Rasional
    Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Apalagi jika ia tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginannya. Manusia yang cenderung mengikuti keinginan akan bertindak tidak rasional.
Perhatikan contoh berikut.
Rino sangat suka memainkan game komputer. Setiap pulang sekolah ia selalu pergi ke persewaan permainan komputer. Oleh karena asyiknya bermain, ia selalu lupa waktu. Padahal, ia harus membayar untuk bisa bermain. Pada mulanya Rino hanya menggunakan uang sakunya. Ketika uang sakunya habis, Rino tidak segan-segan menggunakan uang tabungan atau bahkan uang sekolahnya. Akibatnya, Rino tidak bisa membayar uang sekolah dan mendapat sanksi dari guru. 
Apakah tindakan Rino dapat dikatakan rasional? Seharusnya Rino menggunakan uang sakunya untuk kebutuhan sekolah. Namun, Rino tidak disiplin sehingga harus mendapatkan sanksi. Tindakan ekonomi yang dilakukan Rino bukanlah tindakan yang rasional.

2. Motif Ekonomi
    Motif merupakan semua kegiatan yang dilakukan orang tentu didorong oleh suatu alasan. Motif ekonomi adalah faktor-faktor yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi. Kekuatan yang mendorong suatu tindakan atau kegiatan. Demikian pula dalam melakukan tindakan ekonomi. Dorongan atau alasan yang membuat orang mau melakukan tindakan ekonomi disebut motif
ekonomi. Tindakan ekonomi didorong oleh motif ekonomi yang beragam. Motif-motif ekonomi memilki beberapa macam, yaitu:
a. Motif Ekonomi Produsen
    Produsen adalah orang atau badan yang melakukan kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna barang. Beberapa motif tindakan ekonomi produsen sebagai berikut.
1) Motif Mencari Laba
    Selain mendorong orang untuk melakukan tindakan ekonomi, motif mencari laba juga mendorong orang untuk melakukan inovasi atau penemuan. Inovasi dapat berupa produk maupun teknik produksi yang baru. Misalnya, pada tahun 1975 Bill Gates menemukan program komputer bernama Microsoft, yang membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada umumnya perusahaan dapat berjaya apabila mereka berhasil melakukan inovasi. Dengan melakukan inovasi, mereka bisa memenangkan persaingan usaha dan mendapatkan laba sebanyak-banyaknya.
2) Motif Mencari Kekuasaan Ekonomi
    Motif mencari kekuasaan ditujukan untuk memperoleh kekuasaan ekonomi dalam masyarakat. Misalnya, pengusahapengusaha yang relatif sudah makmur masih terus bekerja keras mengembangkan perusahaan dengan harapan mereka dapat menguasai perdagangan yang lebih luas. Mungkin juga mereka ingin mendirikan anak perusahaan dengan bidang usaha yang bermacam-macam.
3) Motif Sosial
    Manusia adalah makhluk ekonomi sekaligus makhluk sosial. Selain memperhatikan kepentingan diri, manusia juga harus memperdulikan sesamanya. Motif sosial muncul karena keinginan untuk menolong sesama manusia, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Tindakan ekonomi yang didorong oleh motif sosial misalnya seorang pengusaha memberi bantuan kepada orang yang terkena musibah, menyantuni fakir miskin, dan membangun tempat ibadah.
4) Motif Memperoleh Penghargaan
    Seorang manajer atau pengusaha tetap melakukan kegiatan ekonomi dengan kerja keras walaupun keuntungan dan kemakmuran sudah diraihnya. Hal ini dilakukan agar ia tampil sebagai manajer yang andal dan disegani. Prestasi ini tidak jarang membuahkan penghargaan dari pemerintah maupun kalangan pengusaha. Misalnya, manajer tersebut digolongkan ke dalam Top Manager versi sebuah majalah ekonomi dan perusahaan yang dipimpinnya menerima penghargaan dari pemerintah. Memperoleh penghargaan merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan aktualisasi
diri.
Penghargaan
b. Motif Ekonomi Konsumen
    Konsumen pun memiliki motif tertentu dalam melakukantindakan ekonominya. Motif-motif ekonomi konsumen meliputi sebagai berikut.
1) Memperoleh Kepuasan yang Optimal
    Motif utama konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk memperoleh kepuasan yang seoptimal mungkin. Kepuasan ini diperoleh karena barang dan jasa memiliki daya guna (kegunaan) yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan manusia. Seorang konsumen yang bertindak rasional hanya akan mengkonsumsi barang dan jasa yang bermanfaat bagi dirinya. Konsumen tersebut juga berusaha memaksimalkan kepuasan yang diperoleh dengan memerhatikan kendala yang ada, yaitu ketersediaan dana.
Memperoleh kepuasan
2) Agar Dapat Bertahan Hidup
    Apa yang terjadi seandainya kita tidak makan dan minum? Dapatkah kita bertahan hidup? Tanpa makan dan minum, orang akan kelaparan serta mati. Makanan dan minuman mengandung zat-zat yang dibutuhkan dalam metabolisme tubuh manusia. Zatzat tersebut antara lain karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, manusia pun memerlukan pakaian dan rumah tempat berlindung. Semua kebutuhan tersebut harus dipenuhi agar manusia dapat bertahan hidup.
3) Agar Diterima dalam Lingkungan Masyarakat
    Terkadang orang mengkonsumsi barang dan jasa hanya demi mendapatkan pengakuan dalam lingkungan tertentu. Misalnya, seorang artis merasa perlu memakai baju rancangan desainer terkenal agar tetap memiliki citra di kalangan artis. Kadang pakaian tersebut hanya digunakan untuk satu kali. Tentu hal ini bersifat pemborosan. Namun, hal tersebut merupakan tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Kamu juga perlu berpakaian seragam agar diterima dengan baik di lingkungan sekolah. Kalau kamu memakai pakaian asal-asalan, kamu tentu tidak diizinkan mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4) Agar Status Sosialnya Naik di Mata Masyarakat
    Sebagian orang berpendapat bahwa agar menjadi terpandang dan dihargai dalam masyarakat harus memiliki kekayaan (materi) melebihi orang lain. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan tindakan konsumsi yang berlebihan. Misalnya memiliki mobil lebih dari kebutuhan, membeli tanah di beberapa tempat, mengoleksi perhiasan, dan barang-barang mewah lainnya. Ditinjau dari segi ekonomi, gaya hidup yang demikian memang tidak efisien. Fungsi sosial kekayaan tersebut kurang bermanfaat bagi orang banyak. Kecuali jika kekayaannya disimpan di bank sehingga bisa dipinjam oleh yang membutuhkan dana bagi usaha produktif.
c. Motif Ekonomi Distributor
    Distribusi adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang dan jasa. Orang atau lembaga yang melakukan distribusi disebut distributor. Para distributor mau bersusah payah menyampaikan barang-barang dan jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen. Apa yang menggerakkannya? Apabila mereka tidak mendapat balas jasa, mungkinkah mereka mau melakukannya?
    Tidak berbeda dengan produsen, motif distributor dalam melakukan tindakan ekonomi cara untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Kamu tentu ingat penghitungan laba tersebut diperoleh. Ya, para distributor seperti pedagang mengambil laba dari selisih antara harga jual dengan harga pokoknya. Namun, tahukah bahwa ada lembaga distribusi yang tidak semata-mata bertujuan mencari laba? Lembaga ini kamu kenal sebagai koperasi. Koperasi merupakan badan usaha bersama yang mengutamakan kepentingan para anggotanya. Keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan kepada anggota dalam bentuk SHU. Misalnya koperasi unit desa (KUD) dan koperasi di sekolahmu. Koperasi unit desa aktif mendistribusikan barang-barang pertanian dengan harga yang relatif lebih murah. Di sini jelas bahwa kegiatan koperasi bukan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
    Dalam perkembangan selanjutnya, motif ekonomi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Motif intrinsik, yaitu motif yang datang dari dalam dirinya sendiri, misalnya orang membutuhkan makanan karena lapar.
b) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang datang dari luar. Misalnya, seseorang yang menginginkan makanan dan barang, tetapi karena adanya pengaruh dari orang (pihak) lain, ia melakukan tindakan ekonomi.

3. Prinsip Ekonomi
    Prinsip ekonomi adalah pedoman dalam melakukan tindakan ekonomi bagi produsen, konsumen, dan distributor. Prinsip ekonomi pada dasarnya merupakan tindakan memperoleh hasil yang maksimal dari pengorbanan yang telah kita lakukan. Selain bertindak atas motif ekonomi, suatu tindakan ekonomi umumnya menganut prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi ini menjadi landasan bertindak dalam mengambil keputusan penggunaan atau pengalokasian sumber daya agar dicapai hasil yang optimal. Intinya penggunaan atau pengalokasian sumber daya itu harus efisien. Dengan kata lain, efiensi itu pada dasarnya merupakan inti dari prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi berbunyi:
“Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya berusaha untuk mendapatkan hasil tertentu atau dengan pengorbanan tertentu berusaha untuk mendapatkan hasil yang sebesarbesarnya.”
Ciri-Ciri Prinsip Ekonomi
    Terdapat beberapa ciri dari tindakan ekonomi yang didasari oleh prinsip ekonomi sebagai berikut:
1. mengutamakan kebutuhan yang sifatnya lebih penting dan mendesak;
2. bersikap hemat dan tidak boros dalam tindakannya;
3. melakukan tindakan ekonomi dengan pertimbangan yang matang;
4. senantiasa mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap tindakan ekonomi yang dilakukannya.
Prinsip ekonomi menuntun pelaku ekonomi untuk:
1. berusaha dengan biaya (pengorbanan) tertentu untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya, atau
2. berusaha dengan biaya (pengorbanan) sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu.
    Prinsip ekonomi ini berlaku untuk semua tindakan ekonomi baik produksi, konsumsi, maupun distribusi.
a. Prinsip Ekonomi Produsen
    Kita telah mengetahui bahwa motif utama produsen dalam menghasilkan barang dan jasa untuk mencari laba seoptimal mungkin. Motif ini tidak akan terwujud jika produsen tidak memperhitungkan dengan baik antara pengorbanan dan hasil yang diharapkan. Di sinilah pentingnya produsen mengetahui dan menerapkan prinsip ekonominya. Prinsip ekonomi dalam kegiatan produksi menjadi dasar berpikir dalam menghasilkan barang dan jasa sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi atau pengorbanan tertentu. Sebaliknya, dengan biaya produksi dan pengorbanan yang serendah-rendahnya dapat dihasilkan sejumlah barang serta jasa tertentu.
Oleh karena itu, sebelum memulai usaha, produsen harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Barang dan Jasa Apa yang Dibutuhkan oleh Masyarakat?
    Para produsen yang sukses biasanya jeli dalam mengamati perkembangan kebutuhan masyarakat. Produsen harus mampu menyediakan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi ketika belum ada produsen lain yang bisa menghasilkan barang dan jasa tersebut.
2) Di Mana Barang dan Jasa Tersebut Dihasilkan?
    Kegiatan usaha pasti membutuhkan lahan atau lokasi. Apalagi jika usaha yang akan dijalankan berupa produksi skala besar. Tentu dibutuhkan area pabrik yang luas dan berbagai sarana pendukung seperti jalan, jaringan listrik, dan jaringan komunikasi. Permasalahan yang muncul adalah menyangkut pemilihan tempat pabrik yang akan dibangun. Produsen harus mempertimbangkan apakah berdasarkan ketersediaan bahan baku, kemudahan transportasi, atau kedekatan dengan konsumen (pasar). Lokasi pabrik tidak strategis bisa mengakibatkan borosnya biaya pengangkutan, yaitu biaya pengangkutan bahan mentah ke pabrik dan biaya pengangkutan barang ke pasar.
Di Mana Barang dan Jasa Tersebut Dihasilkan
3) Bagaimana Cara Menghasilkan Produk yang Paling Efisien?
    Dalam berproduksi produsen selalu berusaha menekan biaya yang serendah-rendahnya dengan tetap memerhatikan kualitas barang yang dihasilkan. Produsen tidak mungkin mengurangi penggunaan tenaga kerja atau bahan mentah di bawah standar kebutuhan produksi. Jadi, produsen harus mengusahakan teknik produksi yang paling efisien serta menghindari penggunaan sumber
daya yang sia-sia. Apabila biaya produksi tidak dapat ditekan, produsen berusaha agar dengan biaya produksi tertentu diperoleh produktivitas yang sebesar-besarnya.
b. Prinsip Ekonomi Konsumen
    Konsumen selalu berusaha memenuhi semua kebutuhannya hingga seimbang. Tentu semua itu tidak bisa diperoleh secara gratis. Konsumen harus memberikan pengorbanan berupa uang. Padahal, uang atau anggaran yang tersedia untuk membeli barang dan jasa terbatas. Oleh karena itu, konsumen perlu menerapkan prinsip ekonomi dalam kegiatan konsumsi.
Dengan memegang prinsip ekonomi, konsumen selalu berusaha untuk memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dari penggunaan barang dan jasa dengan pengorbanan atau anggaran tertentu. Sebaliknya,
dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, diperoleh tingkat kepuasan tertentu.
Bagaimana cara konsumen menerapkan prinsip ekonomi tersebut?
Coba kita perhatikan beberapa langkah berikut ini.
1) Menetapkan Skala Prioritas
    Apakah kamu terbiasa membuat rencana pengeluaran setiap bulan? Bagaimana kamu menyusun pengeluaran tersebut? Tentu kamu mengurutkan mulai dari kebutuhan yang terpenting hingga
yang tidak penting. Inilah yang disebut penetapan skala prioritas terhadap kebutuhan yang bermacam-macam. Menetapkan skala prioritas perlu dilakukan karena anggaran yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga semua barang dan jasa yang dibutuhkan bisa terbeli. Sebuah keluarga biasanya telah menetapkan kebutuhan yang penting dan tidak penting. Kebutuhan terhadap makanan dan pendidikan seharusnya lebih didahulukan daripada kebutuhan terhadap rekreasi.
2) Memperluas Informasi Mengenai Barang dan Jasa
    Barang dan jasa yang disediakan produsen di pasaran sangat banyak. Namun, tidak semuanya cocok dengan kebutuhan dan kondisi keuangan konsumen. Oleh karena itu, konsumen perlu mencari informasi mengenai harga, kualitas, serta karakteristik barang dan jasa tersebut. Tujuannya agar konsumen bisa memperoleh barang dan jasa yang diinginkan dengan harga murah. Konsumen perlu memperluas informasi agar tidak mudah terjebak oleh iklan yang digembar-gemborkan produsen. Selain itu, konsumen tentu menginginkan kualitas yang bagus untuk semua barang yang dibelinya. Oleh karena itu, konsumen harus selektif dalam menentukan barang yang akan dibeli.
3) Bersikap Hemat
    Bersikap hemat berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang atau pendapatan. Pengeluaran konsumen sebaiknya diatur sedemikian rupa agar minimal sama dengan pendapatannya. Jangan
sampai pengeluaran melebihi pendapatannya sehingga harus berutang kepada pihak lain. Orang yang berutang saat ini sama dengan mengurangi kemampuan konsumsi pada masa yang akan datang karena harus membayar cicilan utang. Sikap hidup hemat ini memungkinkan konsumen untuk menabung demi kebutuhan masa depan.
c. Prinsip Ekonomi Distributor
    Kamu telah mengetahui bahwa distributor memegang peranan dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Prinsip ekonomi pun berlaku dalam kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi merupakan upaya menyampaikan barang dan jasa dalam jumlah, mutu, serta waktu yang tepat dengan biaya tertentu. Pada umumnya lokasi tempat barang yang diproduksi berbeda dengan lokasi tempat tinggal konsumen. Misalnya, sayur-mayur yang dikonsumsi masyarakat perkotaan dihasilkan dari daerah pegunungan. Distributor akan memperhitungkan biaya angkut, biaya penyimpanan, dan pengepakan. Terlebih jika barang-barang yang didistribusikan tidak tahan lama. Barang-barang tersebut harus segera sampai ke tangan konsumen sebelum rusak/membusuk.
d. Contoh Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kehidupan Siswa
    Apakah prinsip ekonomi perlu diterapkan oleh seorang siswa dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya adalah pasti. Seorang siswa juga melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi yang paling sering kamu dan teman-temanmu lakukan adalah konsumsi. Setiap hari kamu membelanjakan uang saku yang diberikan orang tua untuk berbagai keperluan. Misalnya biaya transportasi, membeli buku, dan jajan.
Namun, pernahkah kamu membuat perhitungan mengenai pemasukan dan pengeluaran uangmu?
Coba perhatikan dan terapkan contoh berikut.
Setiap minggunya, Alif mendapat uang saku sebesar Rp30.000,00. Uang saku tersebut harus ia manfaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu, antara lain biaya transportasi, jajan, membeli keperluan sekolah, dan mengisi tabungan. 
Alif biasa membuat daftar kebutuhan seperti berikut ini.
Tabel Kebutuhan Alif
Pada suatu minggu Alif menghadapi berbagai macam kebutuhan. Sekolahnya mengadakan penggalangan dana untuk korban bencana alam. Ia juga harus membeli bahan-bahan untuk membuat prakarya. Pada saat yang sama, Echa, sahabatnya berulang tahun. Tentu ia harus membelikan kado untuk Echa. Untuk menyikapi perubahan kebutuhan tersebut, Alif harus membuat skala prioritas kebutuhan yang baru. Skala tersebut disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting dan mendesak. Alif tidak mungkin memangkas biaya transportasi karena jarak antara sekolah dan rumahnya cukup jauh serta ia harus tiba di sekolah tepat waktu. Buku dan bolpoin yang dibelinya minggu lalu masih bisa digunakan. Jika biasanya ia jajan menghabiskan Rp2.000,00 per hari, pada minggu ini, ia memangkas uang jajan menjadi Rp1.000,00 per hari. Jadi, Alif membuat daftar prioritas yang baru sebagai berikut.
Tabel Daftar Kebutuhan Alif Selama Satu Minggu
Tabel Daftar Kebutuhan Alif Selama Satu Minggu
Dengan skala prioritas seperti ini, Alif dapat memenuhi semua kebutuhannya pada minggu ini. Meskipun minggu ini, ia belum bisa menabung. Alif telah berani menghemat serta bertindak dengan
memerhatikan penting dan tidaknya suatu kebutuhan. Tindakan ekonomi yang dilakukan Alif sudah berdasarkan prinsip ekonomi. Hal ini terlihat keberhasilan Alif dalam memenuhi kebutuhannya dengan dana yang ada.
Demikian tadi bahasan mengenai tindakan ekonomi, motif ekonomi, dan juga prinsip ekonomi, semoga bermanfaat :)

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi (Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi)"