Peninggalan Seni Bangunan, Seni Rupa, dan Seni Sastra Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Peninggalan sejarah kerajaan Hindu-Buddha meliputi seni bangunan, seni rupa, dan seni sastra.
1. Seni Bangunan Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
    Seni bangunan Hindu-Buddha di Indonesia terdiri atas bangunan keagamaan (candi dan stupa) dan nonkeagamaan (gapura dan pertirtaan atau tempat mandi).
a. Candi
    Candi berasal dari kata candikagraha yang artinya kediaman. Candika, sebutan untuk Dewi Durga (Dewi Kematian). Candi adalah bangunan yang berfungsi sebagai makam sekaligus tempat pemujaan, khususnya bagi raja dan kalangan ter kemuka lainnya. Candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Kaki candi melambangkan alam bawah (bhurloka), yaitu dunia manusia yang masih terikat hal-hal duniawi. Tubuh candi melambang kan alam antara (bhuvarloka), yaitu dunia manusia yang tidak terikat hal-hal duniawi. Atap candi melambangkan alam atas (svarloka), yaitu dunia tempat para dewa bersemayam.
    Dilihat dari susunannya, terdapat tiga corak bangunan candi, yaitu corak Jawa Tengah bagian utara, corak Jawa Tengah bagian selatan, dan corak Jawa Timur.
1) Corak Candi Jawa Tengah bagian Utara
    Corak candi ini meng gambarkan susunan masyarakat yang mendekati demokratis. Hal ini tampak dari susunan kompleks candi yang sama bangunannya, baik ukuran maupun modelnya. Tidak ada bangunan candi yang mencolok melebihi bangunan yang lain. Misalnya, Candi Canggal, Kompleks Candi Gedong Songo, dan Kompleks Candi Dieng.
2) Corak Candi Jawa Tengah bagian Selatan
    Corak candi ini meng gambarkan susunan masyarakat yang feodal dengan menempatkan raja sebagai pusat. Hal ini tampak dari susunan kompleks candi kecil yang mengelilingi candi utama yang bentuknya lebih besar. Misalnya, Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Sukuh, dan Candi Mendut.
3) Corak Candi Jawa Timur
    Corak candi ini meng gambarkan susunan masyarakat yang federal, di mana raja berdiri di belakang untuk mempersatukan. Hal ini tampak dari susunan bangunan candi utama di latar belakang bangunan candi yang lebih kecil. Misalnya, Candi Bima, Candi Badut, Kompleks Candi Penataran, Candi Jawi, Candi Jago, Candi Singhasari, dan Candi Sumberawan.
Seni Bangunan Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia - candi bima dan singhasari
    Ciri-ciri menonjol yang membedakan candi-candi Jawa Tengah, yaitu umumnya menghadap ke arah timur, bentuk atap bertingkat, puncak candi berbentuk ratna atau stupa, bentuk bangunan tambun, letak candi di tengah halaman, dan bahan terbuat dari batu andesit. Adapun candi Jawa Timur, umumnya menghadap ke arah barat, atap piramida jenjang, puncak candi berbentuk kubus, bangunan ramping, candi di bagian belakang halaman, dan bahan terbuat dari batu bata.
b. Stupa
    Stupa adalah bangunan yang berkaitan dengan agama Buddha yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda keramat peninggalan Buddha Gautama dan tempat untuk memperingati kejadian penting dalam kehidupan Buddha Gautama. Misalnya, stupa Borobudur, stupa Muara Takus, dan stupa Kalasan.
c. Gapura
    Gapura adalah bangunan berupa pintu gerbang. Gapura ada yang beratap dan berdaun pintu dan ada yang menyerupai candi terbelah dua. Misalnya, Gapura Wringin Lawang di Trowulan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Seni Bangunan Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia - Gapura
d. Petirtaan
     Petirtaan adalah pemandian suci di kalangan istana. Misalnya, petirtaan Tirtha Empul dan Jolotondo.
 
2. Seni Rupa Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
    Bentuk peninggalan seni rupa bercorak Hindu- Buddha di Indonesia terdiri atas relief dan arca.
a. Relief
    Relief adalah hasil seni pahat berupa hiasan-hiasan pengisi dinding candi yang melukiskan cerita. Relief dipahatkan pada kaki candi, tubuh candi, atau atap candi. Misalnya, relief perjalanan hidup Siddharta Buddha Gautama pada Candi Borobudur dan relief Ramayana pada dinding Candi Prambanan.
  1. Salah satu relief Candi Prambanan yang melukiskan cerita dari Kitab Ramayana dan 
  2. Upacara pentasbihan Siddharta Gautama menjadi Buddha.
b. Arca
    Arca adalah patung yang dipahat sedemikian rupa sehingga membentuk bentuk tertentu. Setiap arca memiliki tanda sendiri untuk membedakan dewa yang satu dengan yang lain. Misalnya, arca Dwarapala di Candi Singhasari, arca Airlangga dalam wujud Dewa Wisnu, arca Siddharta Gautama, dan arca Ken Dedes dalam wujud Prajnaparamita.
 
3. Seni Sastra Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
     Bentuk peninggalan seni sastra bercorak HinduBuddha di Indonesia terdiri atas prasasti dan kitab.
a. Prasasti
    Prasasti merupakan tulisan pada batu yang memuat berbagai informasi tentang sejarah, dan peringatan atau catatan suatu peristiwa. Misalnya, Prasasti Kutai, Prasasti Canggal, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Talang Tuo, dan Prasati Kota Kapur.
b. Kitab
    Kitab merupakan hasil karangan berupa kisah, catatan, atau laporan tentang suatu peristiwa atau kejadian. Isi kitab tidak berupa kalimat langsung, tetapi berupa puisi dalam sejumlah bait yang disebut kakawin. Misalnya, Kakawin Bharatyudha karya Empu Sedah dan Empu Panuluh, Arjunawiwaha karya Empu Kanwa. Smaradhana karya Empu Dharmaja, Negarakertagama karya Empu Prapanca, Sutasoma Arjunawijaya, Sanghyang Siksa Kandang Karesian, dan Pararaton karya Empu Prapanca.
Baca juga: Peta Jalur Masuk dan Daerah Yang Dipengaruhi Hindu-Buddha di Indonesia 😊

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peninggalan Seni Bangunan, Seni Rupa, dan Seni Sastra Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia"

Posting Komentar