7 Masalah yang Dihadapi Pemerintah dalam Ekonomi Makro dan Penjelasannya

Masalah apa saja yang Dihadapi Pemerintah dalam Ekonomi Makro?

Permasalahan ekonomi yang dihadapi suatu negara sangatlah banyak dan kompleks. Setiap kegiatan perekonomian akan menghadapi suatu masalah, seperti pengangguran, kenaikan harga, dan pertumbuhan ekonomi. Permasalahan yang muncul seperti di atas mempunyai akibat yang buruk terhadap jalannya perekonomian suatu negara dan mengganggu kestabilan ekonomi negara.

Masalah Utama yang Dihadapi Pemerintah dalam Ekonomi Makro
Secara ringkas, permasalahan utama ekonomi makro dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat meningkat. Hal ini merupakan masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Oleh karena itu, kita harus menciptakan keserasian atau keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
 

2. Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi

Perekonomian suatu negara tidak selalu berkembang secara teratur atau dengan kata lain kegiatan perekonomian mengalami naik turun. Adakalanya perekonomian berkembang sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Namun, pada periode yang lainnya perekonomian mengalami kemunduran, bahkan adakalanya mengalami kemerosotan dan berada pada titik terendah. Pergerakan naik turun kegiatan perekonomian suatu negara yang menyebabkan tidak stabilnya kegiatan ekonomi dalam jangka panjang dinamakan konjungtur.
 

3. Masalah Pengangguran dan Inflasi

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperoleh pekerjaan. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat, artinya berkurangnya permintaan masyarakat atas barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaan (pabrik). Dengan kejadian ini pengusaha mengalami kerugian sehingga mengurangi produksinya, akibatnya perusahaan mengurangi pekerja yang berdampak pada bertambahnya pengangguran.

Di sisi lain, kondisi ekonomi suatu negara mengalami kenaikan harga yang terus-menerus, sehingga terjadi inflasi yang sangat merugikan masyarakat, terutama golongan ekonomi lemah. Hal ini terjadi antara lain karena tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa, pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah, meningkatnya biaya produksi barang dan jasa, meningkatnya jumlah uang yang beredar, serta berkurangnya jumlah barang di pasaran.
 

4. Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Istilah perekonomian terbuka berarti perekonomian yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain, terutama dilakukan dengan menjalankan kegiatan ekspor dan impor, yang nantinya akan menentukan besarnya neraca perdagangan.

Di samping neraca perdagangan, neraca pembayaran juga sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Oleh karena neraca pembayaran merupakan suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara lain.
Apabila neraca pembayaran mengalami defisit, yang berarti ekspor lebih kecil daripada impor, maka akan berakibat buruk terhadap kegiatan perekonomian, karena pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri.

Sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, defisit neraca pembayaran akan mempunyai efek yang buruk atas prestasi kegiatan ekonomi, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Untuk itu, suatu negara berusaha untuk menghindari keadaan defisit neraca pembayaran.

 

5. Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional

Bagi negara-negara yang masih berkembang, usaha peningkatan kapasitas produksi nasional merupakan keharusan. Hal tersebut diupayakan dengan tujuan meningkatkan atau mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi.

6. Pemerataan Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional yang lebih merata umumnya dianggap sebagai distribusi pendapatan yang adil. Distribusi pendapatan yang tidak merata mempunyai tendensi menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang akhirnya berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dan politik. Perekonomian di Indonesia masih lebih banyak berputar di Indonesia bagian Barat, dan pemerintah sedang berupaya untuk memeratakan pembangunan di daerah Indonesia bagian Timur. Di perkotaan pun dapat kita lihat bahwa tidak sedikit gedung-gedung atau komplek perumahan mewah berdampingan dengan daerah kumuh. Hal tersebut dapat menjadi salah satu ciri kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia.

Jika ditinjau dengan menggunakan pendekatan perhitungan ekonomi Model Kurva Lorentz adalah model yang digunakan secara luas pada pendekatan perhitungan kesenjangan/ketidakmerataan distribusi pendapatan pada suatu daerah/negara tanpa harus mengetahui keadaan ekonomi dari daerah/negara tersebut dan untuk menentukan besarnya kesenjangan distribusi pendapatan tersebut diturunkan secara visual suatu indikator ekonomi yakni angka koefisien Gini yang menunjukkan skala kesenjangan distribusi pendapatan. Lebih jelasnya akan dipelajari di bab berikutnya pada materi pendapatan nasional.
 

7. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Setiap negara senantiasa mengharapkan agar perekonomian yang dicapai mengalami peningkatan secara terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan memupuk investasi serta kemampuan teknik produksi agar hasil produksi terus meningkat. Jika hasil produksi meningkat dan pendapatan masyarakat meningkat maka perekonomian mengalami pertumbuhan.

Ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut Economic Commission for Asia and Far East (ECAFE) adalah sebagai berikut.
a. Negara tersebut mengalami peningkatan GNP atau pendapatan per kapita dari tahun ke tahun (Flow Output Approach).
b. Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial (Level of Living Approach).
c. Di negara tersebut ditemukan sumber-sumber produktif dan dapat didayagunakan dengan lebih baik (Stock of Resources for Productive Asset Approach).

Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.
3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "7 Masalah yang Dihadapi Pemerintah dalam Ekonomi Makro dan Penjelasannya"

Posting Komentar