Pengertian dan Tugas AFNEI (Latar Belakang AFNEI) | Pengertian, Tujuan, dan Pemimpin NICA

AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) adalah pasukan sekutu yang bertugas di Indonesia untuk menerima kekuasaan dari Jepang, membebaskan tawanan sekutu, melucuti dan memulangkan orang jepang, menjaga keamanan dan menyelidiki pihak yang diduga penjahat perang setelah perang dunia II selesai. AFNEI dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Sekutu AFNEI pertama kali datang ke Indonesia pada tanggal 29 September 1945.
Pengertian dan Tugas AFNEI (Latar Belakang AFNEI)
Tugas AFNEI 
    Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah:
1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang;
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan;
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintah sipil; dan
5. Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.

Latar Belakang AFNEI
    Berdasarkan Persetujuan Postdam, pihak Sekutu (dalam hal ini diwakili oleh Inggris) memiliki tanggung jawab atas pendudukan kembali wilayah Indonesia, termasuk daerah yang dahulu bernaung di bawah South West Pacific Areas Command (SWPAC). Sebagai tindakan awal, pada 14 September 1945, Mayor Greenhalgh bersama pasukannya mempersiapkan markas besar Sekutu di Jakarta. Disusul dengan berlabuhnya kapal penjelajah Cumberland yang membawa pasukan di Tanjung Priok pada 29 September 1945. Pasukan ini dipimpin oleh Panglima Skuadron Penjelajah V Inggris, Laksamana Muda W.R. Patterson. Pasukan ini merupakan komando bawahan dengan tiga divisi dari SEAC yang diberi nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), dari sinilah AFNEI dibentuk.

Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari tiga divisi yaitu :
1. Divisi India ke-23, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn yang bertugas untuk daerah Jawa Barat;
2. Divisi India ke-5, di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur;
3. Divisi India ke-26, di bawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatra.
Pertemuan antara Presiden Soekarno dan Jenderal Sir Philip Christison pada 25 Oktober 1945
    Pasukan-pasukan AFNEI hanya bertugas di Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk daerah Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada angkatan perang Australia. Pada mulanya kedatangan Sekutu disambut dengan senang hati oleh bangsa Indonesia. Hal ini karena mereka mengumandangkan perdamaian. Sikap Indonesia mulai berubah sejak mengetahui kedatangan pasukan Inggris ini membawa pejabat-pejabat NICA yang dikirim secara diam-diam. Letnan Jenderal Sir Philip Christison melakukan upaya politik dengan melakukan per undingan dengan pihak Indonesia. Perundingan ini terjadi pada 25 Oktober 1945. Hasilnya adalah pengakuan secara de facto atas Republik Indonesia oleh AFNEI sebagai pimpinan militer sementara di Indonesia. Christison menyatakan tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut status ketata negaraan Indonesia. Pada kenyataannya, kedatangan pasukan Sekutu di kota-kota yang ditujunya selalu diikuti oleh insiden-insiden bahkan pertempuran dengan bangsa Indonesia. Penyebabnya adalah Sekutu seringkali tidak menghormati kedaulatan republik Indonesia dan tidak menghargai pemimpin-pemimpin Indonesia, baik di tingkat pusat maupun di daerah.
 
Pengertian, Maksud, dan Pemimpin NICA
    NICA (Netherland Indies Civil Administration) adalah orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia ketika Jepang datang dan membentuk kekuatan baru dengan tujuan untuk menguasai Hindia Belanda kembali, termasuk didalamnya adalah menguasai kembali Indonesia. NICA dipimpin oleh Van der Plass dan Van Mook. NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Nerderlands Indisch Leger, yaitu Tentara Kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia). Orang-orang NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya dan Bandung mengadakan provokasi sehingga memancing kerusuhan. Sebagai pimpinan AFNEI, Christison menyadari bahwa untuk kelancaran tugasnya diperlukan bantuan dari Pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu diadakanlah perundingan dengan pemerintah RI. Christison mengakui pemerintahan de facto Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. la tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut status kenegaraaan Indonesia.
Pengertian, Maksud, dan Pemimpin NICA
Van der Plas, wakil Van Mook, Kepala NICA yang membonceng pasukan Inggris masuk ke Indonesia pada bulan September 1945
    Dalam kenyataannya pasukan Sekutu sering membuat hura-hara dan tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Gerombolan NICA sering melakukan teror terhadap pemimpin-pemimpin kita. Dengan demikian bangsa Indonesia mengetahui bahwa kedatangan Belanda yang membonceng AFNEI adalah untuk menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Oleh karena itu bangsa kita berjuang dengan cara-cara diplomasi maupun kekuatan senjata untuk melawan Belanda yang akan menjajah kembali. Konflik antara Indonesia dengan Belanda ini akhirnya melibatkan peran dunia intemasional untuk menyelesaikannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian dan Tugas AFNEI (Latar Belakang AFNEI) | Pengertian, Tujuan, dan Pemimpin NICA "

Posting Komentar