Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, dan Neoklasik (Menurut Para Ahli)

Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara historis). Kedua, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan penyebabpenyebabnya (secara analitis). Struktur teori pertumbuhan ekonomi yang akan kita bahas yaitu:
Struktur pertumbuhan ekonomi

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
    Teori ini berasal dari Jerman dan muncul pada abad  ke 19. Tokoh utama mashab ekonomi historis adalah Friedrich List, Bruno Hilderbrand, Karl Bucher, dan Walt Whiteman Rostow. Menurut mashab ini pembangunan ekonomi berdasarkan pengalaman sejarah tentang tahap-tahap perkembangan ekonomi suatu negara.
1) Friedrich List
    Menurut F. List dalam bukunya “ Das Nationals System der Politischen Ekonomi” (1841), perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. F. List berpendapat bahwa kemajuan perekonomian suatu masyarakat diukur menurut kemajuan teknik atau “cara produksinya”.
Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi dibagi melalui beberapa fase yaitu:
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Friedrich List
a. Masa berburu/mengembara
    Pada masa ini peradaban masih sangat sederhana, manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung pada alam, mereka hidup secara berkelompok, dan berpindahpindah dari suatu daerah ke daerah yang lainnya, yang dapat memberikan kehidupan bagi mereka.
b. Masa beternak dan bertani
    Pada masa ini mereka mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan beternak. Mereka mulai menanam jenis tumbuhan yang mereka dapatkan dari tempat lain, dan mulai mencoba memelihara hasil buruannya yang masih hidup, sehingga tidak sepenuhnya tergantung pada alam.
c. Masa bertani dan kerajinan
    Pada masa ini peradaban mulai meningkat sehingga kebutuhan mereka bertambah, meningkatnya kebutuhan ini mendorong mereka untuk berusaha memperluas lahan pertanian dan berusaha membuat
kerajinan-kerajinan tangan untuk mengisi waktu senggangnya setelah bertani.
d. Masa kerajinan, industri, dan perdagangan
    Pada masa ini masyarakat telah berubah, kerajinan yang semula hanya sebagai sampingan, lambat laun menjadi sebuah kawasan industri kerajinan dan sudah mulai ditukarkan dengan hasil pertanian di suatu tempat tertentu/pasar. Pada masa inilah akhirnya timbul perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang. Kehidupan masyarakat berkembang dengan adanya pertanian, industri, dan perdagangan.
 
2) Bruno Hilderbrand
    Menurut Bruno perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada “cara produksi” tetapi didasarkan pada “cara distribusi. Bruno mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
a. Perekonomian Barter;
b. Perekonomian Uang;
c. Perekonomian Kredit.
 
3) Karl Bucher
    Menurut Karl Bucher pertumbuhan ekonomi masyarakat dilihat dari hubungannya antara produsen dan konsumen dalam mendistribusikan hasil produksinya sampai ke tangan konsumen. Karl Bucher membagi perkembangan perekonomian ke dalam:
a. Rumah tangga tertutup
    Kehidupan masyarakat pada masa ini proses pertukaran belum ada, masyarakat menghasilkan barang terbatas hanya untuk lingkungannya sendiri (produksi untuk kebutuhan sendiri)
b. Rumah tangga kota
    Pada rumah tangga kota pertukaran sudah meluas, masyarakat mulai mengenal pertukaran hasil produksi. Hasil produksi kota biasanya dikerjakan dalam bentuk gilda yaitu suatu ikatan di antara para produsen sejenis, hubungan antara para pekerja dan pimpinan masih bersifat kekeluargaan, produksinya pun dikerjakan atas dasar pesanan.
c. Rumah tangga bangsa
    Rumah tangga bangsa atau perekonomian nasional di mana peran pedagang menjadi semakin penting, produksi tidak lagi didasarkan atas pesanan, tetapi sudah berorientasi untuk mendapatkan keuntungan, di dalam rumah tangga bangsa sistem gilda sudah hilang.
d. Rumah tangga dunia
    Di dalam rumah tangga dunia ruang lingkup pasar mencakup pasar internasional. Sistem perekonomian tidak terbatas hanya di dalam negeri, tetapi sudah sampai ke luar negeri.
 
4) W.W. Rostow
     Salah satu teori yang banyak dibicarakan adalah teori dari W.W. Rostow dalam bukunya yang berjudul The Stage of Economic Growth (1960). W.W. Rostow adalah seorang ekonom dari Amerika Serikat. 
Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis WW.Rostow
Menurut Rostow, proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan ke dalam lima tahap yaitu:
a. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
    Pada masyarakat tradisional ini, cara produksi masih primitif, dan cara hidup masyarakatnya masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi oleh kebiasaan yang turun-temurun, tingkat produktivitas pekerja masih rendah.
b. Prasyarat untuk Tinggal Landas (The Preconditions for Take Off)
    Pada tahap prasyarat tinggal landas ini merupakan masa transisi di mana masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (selfsustained growth), untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang.
c. Tinggal Landas (The Take Off)
    Pada tahap tinggal landas ini pertumbuhan ditandai oleh adanya perubahan yang drastis dalam masyarakat, terciptanya kemajuan yang pesat sehingga timbul adanya penanaman modal.
Ciri-ciri dari negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas menurut Rostow yaitu:
  • Berkembangnya beberapa sektor industri dengan cepat.
  • Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Bersih.
  • Terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan institusional yang dapat menjamin pertumbuhan.
d. Gerakan ke arah Kedewasaan (The drive to maturity)
    Pada masa ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi.
Ciri-ciri dari tahap ini adalah: 
  • Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin penting,
    dan sektor pertanian menurun.
  • Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan, peranan manajer profesional semakin
    penting.
  • Mulai muncul kritik terhadap industrialisasi, karena masyarakat tidak puas terhadap dampak industrialisasi.
e. Masa Konsumsi Tinggi (The high mass consumption)
    Pada tahap ini masyarakat sudah menekankan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi kepada masalah produksi. Dalam tahap ini ada 3 macam tujuan masyarakat yaitu:
  • Memperbesar kekuasaan dan pengaruh suatu negara ke negara lain.
  • Menciptakan “negara kesejahteraan” (welfare state) yang lebih merata kepada penduduk dengan pemerataan pendapatan.
  • Mempertinggi konsumsi masyarakat di atas kebutuhan utama (sandang, pangan, dan papan).

5) Werner Sombart
    Werner Sombart membagi perkembangan perekonomian menjadi:
a. Zaman perekonomian tertutup yang dibagi menjadi dua macam yaitu:
  • Perekonomian desa.
  • Perekonomian feodal dan tuan tanah.
b. Zaman kerajinan dan pertukaran, zaman ini ditandai adanya pembagian kerja yang masing-masing mengerjakan pekerjaannya dan sifatnya masih kekeluargaan.
c. Zaman Kapitalis, yang dibagi dalam:
  • Zaman Kapitalis Purba ,
  • Zaman Kapitalis Madya ,
  • Zaman Kapitalis Raya, dan
  • Zaman Kapitalis Akhir.


B. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
    Tokoh dari teori klasik adalah Adam Smith, dan David Ricardo.
1) Adam Smith (1723-1790)
    Adam Smith selain merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada masalah ekonomi, juga terkenal sebagai pelopor pembangunan ekonomi dan kebijakan laissez-faire. Pendapat Adam Smith dituangkan dalam teori yang disebut The Invisible Hands (Teori TanganTangan Gaib). Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation (1776) ia mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang secara sistematis.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Menurut Adam Smith
Proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dibedakan menjadi dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
a. Pertumbuhan output total
    Menurut Adam Smith ada tiga unsur pokok sistem produksi yaitu sumber daya alam yang tersedia (faktor produksi tanah); sumber daya manusia (jumlah penduduk); dan stok barang modal.
  • Menurut Smith jika sumber daya alam ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan persediaan barang modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output. Akan tetapi jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh, maka pertumbuhan output tersebut akan berhenti.
  • Sumber daya manusia (jumlah penduduk) akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat, dalam proses pertumbuhan output.
  • Persediaan barang modal menurut Smith, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan output, dan merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat output.
    Adam Smith adalah penganjur laissez-faire dan free trade. Menurut Smith, potensi pasar akan dapat dicapai secara maksimum, jika setiap warga masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan kegiatan ekonominya. Namun demikian, jika pasar tidak tumbuh secepat pertumbuhan modal, maka tingkat keuntungan akan segera merosot dan akhirnya akan mengurangi gairah para pemilik modal untuk melakukan akumulasi modal, dan dalam jangka panjang tingkat keuntungan akan menurun yang akhirnya akan mencapai tingkat keuntungan minimal.
b. Pertumbuhan penduduk
    Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten (tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup). Jika tingkat upah di atas tingkat subsisten jumlah kelahiran akan meningkat karena orang-orang akan kawin muda. Sebaliknya jika tingkat upah lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun.
    Menurut Adam Smith, permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh persediaan barang modal dan tingkat output masyarakat. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh persediaan barang modal dan tingkat output masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan persediaan barang modal dan laju pertumbuhan output.
Menurut Adam Smith, ada empat fackor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a. jumlah penduduk,
b. jumlah stok barang-barang modal,
c. luas tanah dan kekayaan alam, dan
d. tingkat teknologi yang digunakan.

2) David Ricardo (1772-1823)
    Proses Pertumbuhan menurut Ricardo diungkapkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation (1917). 
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Menurut David Ricardo
 Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo adalah:
1. jumlah tanah terbatas; 
2. tenaga kerja meningkat atau menurun tergantung pada tingkat upah;
3. akumulasi modal terjadi jika tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat keuntungan minimal; 
4. sepanjang waktu terjadi kemajuan teknologi; dan
5. dominannya sektor pertanian. 

    Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State. TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.
 
Menurut teori pertumbuhan ekonomi klasik disimpulkan bahwa:
1. Perkembangan perekonomian ditentukan oleh empat faktor: yaitu luas tanah, jumlah penduduk, persediaan barang modal ,dan teknologi;
2. Besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh: upah, sewa dan keuntungan pengusaha;
3. Seluruh kegiatan ekonomi berlaku Law of Diminishing Return;
4. Tanah pertanian dalam kondisi tetap; dan
5. Keuntungan pengusaha merupakan faktor pembentukan modal.

C. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
1) Sollow Swan
    Robert Sollow dan Trevor Swan dikenal sebagai ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori Neo-Klasik. Teori pertumbuhan neo klasik ini berkembang sejak tahun 1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.
2) Keynesian (Harrod-Domar)
    Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian dapat tumbuh dan berkembang secara mantap (steady growth). Menurutnya, agar pendapatan nasional naik perlu dilakukan investasi secara besar-besaran. Alasannya adalah, investasi yang diperlukan lebih besar daripada pendapatan yang akan diraih. Misalnya diperlukan kenaikan modal Rp3,00 untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar Rp1,00. Hubungan antartambahan investasi dan tambahan pendapatan tersebut disebut rasio modal-output (capital output ratio, disingkat COR), yaitu 3 berbanding 1.
     Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi menurut Teori Harrod – Domar, menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth) dalam jangka panjang. Asumsi yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam teori pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut.
a. Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full employment.
b. Perekonomian terdiri atas sektor rumah tangga (konsumen) dan sektor perusahaan (produsen).
c. Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga besarnya tabungan proporsional dengan pendapatan.
d. Hasrat menabung batas (Marginal Propencity to Save) besarnya tetap.
    Sehingga menurut Harrod – Domar pertumbuhan ekonomi yang teguh akan mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang
3) Schumpeter
    Teori Schumpeter dikemukakan pada tahun 1934 dan diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic Development. Selanjutnya Schumpeter menggambarkan teorinya tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya Business Cycle yang diterbitkan pada tahun 1939.
    Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para inovator atau wiraswasta (entrepreneur). Menurut Schumpeter ada lima macam kegiatan yang dimasukkan sebagai inovasi yaitu:
a. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru;
b. Memperkenalkan cara berproduksi baru;
c. Memperkenalkan produk baru;
d. Pembukaan pasar-pasar baru; dan
e. Adanya perubahan organisasi industri menuju efisiensi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, dan Neoklasik (Menurut Para Ahli)"

Posting Komentar