Perkembangan Kebudayaan, Agama, dan Pemerintahan Masa Hindu–Buddha di Asia Tenggara dan Agama Hindu di India

Perkembangan Kebudayaan, Agama, dan Pemerintahan Masa Hindu–Buddha di Asia Tenggara
    Negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidak luput juga dari pengaruh Hindu–Buddha yang dibawa oleh para pedagang dari India.
1. Persebaran Kebudayaan dan Agama Hindu–Buddha di Asia Tenggara
    Seperti halnya penyebaran agama Buddha ke Cina, persebaran agama dan kebudayaan Hindu–Buddha ke Asia Tenggara juga diawali oleh perdagangan. Perdagangan antara kawasan Asia Tenggara telah berlangsung sejak zaman logam. Ini terbukti melalui penemuan sejumlah barangbarang bercorak Buddha yang ditemukan di Ban Don Ta Phet, Thailand. Barang-barang perunggu yang ditemukan tersebut bercorak Buddha India dan diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-4 SM.
    Hubungan dagang antara Asia Tenggara dengan India marak dilakukan karena adanya perbedaan komoditas (barang dagangan) antara India dengan Asia Tenggara. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa para pedagang India terbiasa berlayar ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah dan menukarnya dengan kain yang mereka bawa dari Hindustan. Mereka menggunakan jalur pantai timur Sumatra dan berlabuh di pelabuhan-pelabuhan yang ada di sepanjang pantai timur Sumatra tersebut. Setelah itu, mereka biasanya melanjutkan perjalanan ke Cina dan kembali ke India melalui rute yang sama.
Jalur pelayaran antara India–Indonesia–Cina pada awal Masehi - Perkembangan Kebudayaan, Agama, dan Pemerintahan Masa Hindu–Buddha di Asia Tenggara
Hubungan perdagangan tersebut lambat laun mulai berimbas pada kebudayaan. Para pedagang Asia Tenggara melihat bahwa India memiliki kebudayaan yang telah maju apabila dibandingkan dengan kebudayaan mereka. Karena terdorong untuk maju seperti halnya India, maka para pedagang tersebut mempelajari kebudayaan India dan mengajarkannya di tanah asalnya. Salah satu aspek yang mereka pelajari adalah agama Hindu dan Buddha.
Sejak saat itu, mulailah agama Hindu dan Buddha dikenal di kawasan Asia Tenggara. Masuknya pengaruh agama Hindu dan Buddha akhirnya menyebabkan perubahan kebudayaan di Asia Tenggara. Kebudayaan masyarakat di Asia Tenggara mulai dimasuki unsur Hindu dan Buddha. Kebudayaan bercorak Hindu dan Buddha tersebut akhirnya memengaruhi kehidupan masyarakat Asia Tenggara, terutama di bidang politik, ekonomi, dan sosial.
 
2. Perkembangan Pemerintahan Masa Hindu–Buddha di Asia Tenggara
    Perubahan politik dapat dilihat dari bermunculannya kerajaan-kerajaan Hindu–Buddha di kawasan Asia Tenggara. Perlu diketahui, sebelum adanya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha, masyarakat di Asia Tenggara tidak mengenal sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan. Pada masa sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Buddha, masyarakat di Asia Tenggara hidup di desa-desa dengan jumlah penduduk terbatas. Pola kepemimpinan yang dikenal masyarakat ketika itu adalah kepemimpinan yang diberikan oleh seseorang yang dianggap penting di antara mereka, yaitu semacam kepala suku. Para kepala suku tersebut tidak dijabat secara turun temurun, namun dipilih secara musyawarah.
    Dalam agama Hindu dan Buddha, peran seorang raja sangat kuat dan dominan. Posisi raja sangat dikeramatkan, bahkan terkadang seorang raja dianggap sebagai keturunan dewa atau titisan dewa. Diperkirakan posisi raja sangat dibutuhkan oleh para kepala suku untuk lebih memperkuat posisinya
di tengah masyarakat. Upaya kepala suku dengan mengundang para brahmana Hindu agar datang dan mengajarkan agama Hindu kepada penduduknya merupakan salah satu cara agar penduduknya masuk agama Hindu dan posisinya sebagai pemimpin berubah menjadi raja.


3. Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu di India
    India sebagai anak benua di Asia memiliki peradaban yang sangat tua. Semula India dihuni oleh bangsa Dravida. Dalam perkembangan selanjutnya hadir di India penduduk yang berasal dari Asia Tengah yang kemudian dikenal bangsa Arya sekitar tahun 1500 SM. memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa Arya memasuki lembah Indus secara bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna. Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna berintegrasi dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli.
    Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida. Proses integrasi antara dengan penduduk asli di India termasuk juga antara agama atau kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida.
    Bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah pada tahun 1500 SM, sudah memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa Arya memasuki lembah Indus secara bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna.
    Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna berintegrasi dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli. Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida setelah terjadi percampuran dengan penduduk asli di India, agama atau kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida.
Sumber ajaran agama Hindu terdapat pada kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad. Kitab Weda ini dituliskan dalam empat bagian, yaitu :
  1. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa.
  2. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang slokanya diambil dari Reg Weda
  3. Yayur-Weda, berisi penjelasan tentang sloka-sloka yang diambil dari Reg-Weda.
  4. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan (mantramantra)
Dewa-dewa utama yang dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu:
  1. Dewa Brahma, tugas menciptakan alam semesta
  2. Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan alam semesta 
  3. Dewa Syiwa, dewa yang menguasai kematian atau pelebur.
Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu di India - Trimurti
Pemujaan terhadap Trimurti, dalam perkembangannya bobotnya berbeda beda. Pada masyarakat yang lebih menekankan pemujaan pada dewa Brahma disebut menganut aliran Brahmanisme, menekankan pemujaan pada dewa Wisnu disebut Vaisnawa, sedang yang memuja Syiwa disebut aliran Syiwaisme.
    Agama Hindu mengajarkan bahwa dalam kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan samsara (punarbawa) sebagai akibat dari perbuatan pada masa sebelumnya (karma). Manusia yang meninggal akan ber-reinkarnasi (lahir kembali), sehingga mempunyai kesempatan untuk memperbaiki hidup. Setelah mencapai moksa (lepas dari samsara dan masuk nirwana/ surga) manusia tidak mengalami reinkarnasi. Corak kehidupan masyarakat Hindu dibedakan atas empat kasta atau kelas yaitu dari kasta yang paling tinggi sampai kasta yang rendah, sebagai berikut :
  1. Kasta Brahmana : terdiri atas para pemimpin agama atau pendeta
  2. Kasta Ksatria : terdiri atas para bangsawan, raja dan keturunannya serta prajurit pemerintahan.
  3. Kasta Waisya : terdiri atas para pengusaha dan pedagang.
  4. Kasta Sudra : terdiri atas para petani, pekerja kasar.
    Masih terdapat kelompok yang paling rendah, yakni Paria yang terdiri atas orang-orang gelandangan, yang bertugas memukul “bedug” di kuil (bedug yang terbuat dari kulit lembu sehingga
mereka dianggap sebagai kelompok yang hina atau orang yang haram untuk disentuh).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perkembangan Kebudayaan, Agama, dan Pemerintahan Masa Hindu–Buddha di Asia Tenggara dan Agama Hindu di India"

Posting Komentar