Teori dan Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia (Teori Gujarat, Persia, dan Makkah/Arab)

Teori-Teori Masuknya Islam ke Indonesia
    Masuknya islam ke indonesia memiliki beberapa teori, teori-teori tersebut menjadi acuan mengenai keberadaan pertama islam di tanah air. Agama dan kebudayaan Islam dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh para pedagang Islam dari Gujarat, Arab, dan Persia pada abad ke-7 M. Pendapat para ahli tersebut didukung oleh teori-teori sebagai berikut.
1. Teori Gujarat
    Teori ini menjelaskan tentang peranan orang-orang Gujarat dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Hal ini berdasarkan kesamaan bentuk batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang wafat pada 1297 M di Pasai dan batu nisan Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada 1419 M di Gresik dengan batu nisan yang berasal dari Gujarat, India. Salah seorang pendukung Teori Gujarat ialah W.F. Stutterheim.
Bentuk batu nisan Sultan Malik - Teori Gujarat - Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Bentuk batu nisan Sultan Malik al-Saleh di Pasai membuktikan peranan orang-orang Gujarat dalam menyebarkan agama.
Pendapat teori gujarat ini dikemukakan oleh Christian Snouck Hurgronje dari Belanda. Ia berpendapat bahwa bangsa yang menyebarkan agama Islam pertama-tama di Indonesia bukan dari Arab, melainkan dari Gujarat, India. Hubungan langsung antara Indonesia dan Arab baru terjadi pada masa kemudian. Pendapat tersebut didasarkan pada adanya unsur-unsur Islam di Indonesia yang menunjukkan persamaan dengan India. Pendapat Snouck diperkuat oleh hasil penelitian kepurbakalaan J.P. Moquette mengenai nisan kubur dari Samudera Pasai yang memuat nama Sultan Malik as-Saleh yang berangka tahun 696 H (1297 M) dan diduga nisan tersebut diproduksi di Cambay-Gujarat.
2. Teori Persia
    Sejarawan terkemuka Prof. Dr. P.A. Hoessein Djajadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui Iran (Persia). Beliau memberi bukti dari ejaan dan tulisan Arab. Baris atas disebut Jabar, bawah disebut Ajer, dan depan disebut Pes. Dalam bahasa Arab ejaan itu disebut Fathah, Kasrah, dan Dhammah. Di dalam tulisan Arab, Sin bergigi sementara dalam tulisan Persia tidak bergigi. Sementara itu, Oemar Amir Hoesin mengatakan bahwa di Persia terdapat suku bangsa ”Leren”. Beliau berpendapat suku inilah yang dahulu datang ke tanah Jawa, sebab di Giri terdapat Kampung Leran.
Teori Persia - Hoessein Djajadiningrat - Teori-Teori Masuknya Islam ke Indonesia
    Teori yang dikemukakan oleh Husein Djajadiningrat ini menjelaskan tentang kesamaan kebudayaan yang berkembang di masyarakat Indonesia dan kebudayaan yang berkembang di Persia. Misalnya, peringatan Asyura (10 Muharam) sebagai peringatan mazhab Syiah atas wafatnya Husein, cucu Nabi Muhammad saw.
3. Teori Makkah / Islam diperkenalkan Orang Arab
    Teori ini menjelaskan tentang peranan orang-orang Arab dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Hal ini berdasarkan bukti bahwa bangsa Indonesia sejak awal telah menganut mazhab Syafi'i yang sama dengan mazhab yang dianut di Makkah. Salah seorang tokoh yang menganut Teori Makkah adalah Hamka.
    Sir John Crawford, seorang sejarawan Inggris berpendapat bahwa Islam sudah sampai ke Indonesia sejak abad VII. Teori ini didasarkan atas berita Cina dari zaman Dinasti Tang yang menceritakan adanya orang-orang Ta-shih (bangsa Cina menyebut bangsa Arab dengan sebutan Ta-shih) yang mengurungkan niatnya menyerang Kalingga.
    Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) berpendapat bahwa sejak abad pertama Hijriah, orang-orang Indonesia telah menggali ideologi Islam ke Mekah dan Mesir yang berintikan mazhab Syafi’i. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam diperkenalkan oleh bangsa Arab sendiri. Apakah alasan yang beliau ajukan?
  1. Pertama, dalam laporan perjalanan yang ditulis Ibnu Batutah tertulis bahwa Raja Samudera Pasai bermazhab (aliran) Syafi’i. Saat itu mazhab Syafi’i baru berkembang di Mesir.
  2. Kedua, gelar yang dipakai oleh raja-raja Samudera Pasai dengan raja-raja Mesir ada persamaan, yaitu al-Malik.
  3. Ketiga, sudah ada seorang ulama Indonesia yang mengajarkan ilmu Tasawuf (ajaran atau cara untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya di Arab, yaitu Syekh Abu Masud Abdullah Ibn Masud al-Jawi.

Beberapa sumber berita dari para rahib Buddha asal Cina yang biasanya singgah di Sriwijaya sebelum pergi ke India untuk belajar mencatat bahwa para rahib biasanya menumpang kapalkapal milik para pedagang Arab. Selain itu, mengingat bahwa banyak orang Indonesia pada zaman tersebut yang berprofesi sebagai pelaut, dapat dipastikan bahwa orang-orang Indonesia juga telah mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Arab, seperti Jeddah dan Bagdad. Ini dapat dilacak dari berbagai sumber berita dari India, Arab, dan Cina. Sebuah kitab Cina berjudul Chiu Thang ‘Shu menceritakan bahwa di sepanjang pantai timur Sumatra pada abad ke-7 telah berdiri perkampungan orangorang Arab.
    Karena banyaknya perkampungan orang Arab di kawasan pelabuhan, maka terjadi pula kontak kebudayaan dan komunikasi antara para pedagang Arab yang beragama Islam dengan penduduk Indonesia yang saat itu kebanyakan menganut agama Hindu dan Buddha. Kemudian, perkampungan-perkampungan Arab tersebut lebih berkembang lagi karena terjadi perkawinan antara pedagang muslim dengan penduduk lokal, sehingga perkampungan pun menjadi lebih padat dan besar.
    Bukti-bukti tersebut sekaligus mematahkan teori lama yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-13 melalui para pedagang asal Gujarat, India. Teori tersebut dibuat oleh para sejarawan Belanda hanya berdasarkan kemunculan Kerajaan Samudera Pasai pada abad tersebut tanpa melihat sumber-sumber sejarah lainnya. Teori yang menyatakan bahwa agama Islam yang dianut di Indonesia dibawa oleh para pedagang asal Gujarat di India merupakan teori yang lemah.
    Kenyataan menunjukkan bahwa umat Islam di Indonesia umumnya menganut Mazhab (aliran) Syafii, sedangkan sejak dulu hingga kini, umat Islam di Gujarat menganut Mazhab Hambali. Perlu diketahui pula bahwa Mazhab Syafii adalah mazhab yang dianut oleh mayoritas orang Arab. Oleh karena itu, teori yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab lebih kuat.


Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
    Adapun beberapa sumber sejarah yang menyebutkan proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Kepulauan Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Catatan dari Dinasti Tang yang berjudul Hsin-tangshu (Sejarah Dinasti Tang) menyebutkan bahwa pada 674 M telah ada pemukiman pedagang Arab di Polu-shih (Barus, Pantai Barat Sumatra).
b. Catatan dari Dinasti Tang menyebutkan bahwa pada 674 M, Raja Ta-shih (Arab) mengirimkan utusan ke Kerajaan Ho-ling di Jawa untuk membuktikan keadilan, kejujuran, dan ketegasan Ratu Sima. Berdasarkan bukti tersebut diduga bahwa masuknya agama dan kebudayaan Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan di Sumatra, yaitu abad ke-7 M.
c. Pada saat Kerajaan Sriwijaya sedang mengembangkan kekuasaannya sekitar abad ke-7 M dan abad ke-8 M, para pedagang Islam dari Arab dan Persia banyak yang singgah untuk berdagang. Dari bukti tersebut diduga bahwa di Sumatra saat itu telah ada beberapa orang yang masuk Islam.
d. Catatan pelayaran seorang sejarawan Cina, Ma-Huan ke Asia Tenggara bersama Laksamana Cheng-Ho. Isinya memuat catatan tentang adanya komunitas pedagang Islam yang tinggal di kota pesisir utara Jawa Timur pada 1406 M.
Laksamana Cheng-Ho - Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia - Catatan pelayaran seorang sejarawan Cina
e. Catatan perjalanan Ibnu Batutah yang pada 1345 M tinggal di Kesultanan Samudra Pasai.
f. Berdasarkan keterangan dari Ibnu Hordazbeth, Sulaiman, Ibnu Rosteh, Abu Zayid, dan Mas’udi pada abad ke-9 M. Bahwa Kerajaan Sribuza (Sriwijaya) berada di bawah kekuasaan Raja Zabag (Raja Jawa) yang kaya dan menguasai jalur perdagangan dengan Kesultanan Oman. Dari Sribuza, para pedagang Arab memperoleh kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah, kayu hitam, dan rempahrempah.
g. Catatan perjalanan Marcopolo pada 1292 M yang singgah di Perlak dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
h. Catatan perjalanan Tome Pires berupa buku yang berjudul Suma Oriental. Isinya memuat catatan lengkap tentang penyebaran agama Islam di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Maluku pada abad ke-16 M.
i. Keterangan dari batu nisan (jirat) raja atau tokoh terkemuka yang telah menganut agama Islam, antara lain sebagai berikut.
  1. Batu nisan Sultan Malik al-Saleh berangka tahun 1297 M yang dianggap sebagai pendiri Kesultanan Samudra Pasai.
  2. Batu nisan Maulana Malik Ibrahim, salah satu tokoh Wali Songo di Gresik berangka tahun 1419 M.
  3. Batu nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik berangka tahun 1082 M.
  4. Batu nisan pada pemakaman muslim di Troloyo dan Trowulan dekat Mojokerto, Jawa Timur yang di perkirakan dibuat pada masa Kerajaan Majapahit akhir, sekitar abad ke-15 M.
Batu nisan Maulana Malik Ibrahim - Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Batu nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Bentuk nisan makam ini mirip dengan gaya ukir khas Gujarat, India. Batu nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Bentuk nisan makam ini mirip dengan gaya ukir khas Gujarat, India.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori dan Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia (Teori Gujarat, Persia, dan Makkah/Arab)"

Posting Komentar