Dampak Globalisasi Lengkap (Dampak Positif & Negatif Globalisasi)

Globalisasi membawa dampak bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut meliputi dua sisi berbeda, yaitu dampak positif dan negatif.

Dampak Positif Globalisasi

Dampak positif globalisasi bagi masyarakat yaitu sebagai berikut.
1) Sistem Pemerintahan Semakin Terbuka dan Demokratis
Pada era global paham Barat yang mengusung demokrasi dan kebebasan lebih mendominasi dibandingkan paham lain. Paham ini menyebabkan sistem pemerintahan di dunia dilakukan secara terbuka tanpa mengenal perbedaan. Hak dan kewajiban warga negara dianggap sama. Sistem pemerintahan diatur oleh rakyat dan untuk rakyat guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sistem pemerintahan yang tidak dijalankan secara demokratis akan mendapat tekanan dari dunia internasional.

2) Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Globalisasi memungkinkan negara berkembang bekerja sama dengan negara maju, terutama dalam pengadaan modal. Negara maju yang memiliki surplus modal memberikan bantuan berupa investasi asing, utang luar negeri, dan dana bantuan. Modal tersebut diinvestasikan ke pabrik atau perusahaan negara untuk kegiatan produksi. Proses ini juga menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan perkapita penduduk. Dengan demikian, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Dampak Positif Globalisasi - Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

3) Meningkatkan Produktivitas Kerja Masyarakat
Pada era global negara harus siap bersaing dengan negaranegara maju yang memiliki teknologi tinggi. Persaingan ini mendorong masyarakat dunia untuk mengembangkan potensi ekonomi. Hal ini berdampak pada meningkatnya produktivitas kerja masyarakat dunia. Semangat kerja tinggi dibutuhkan untuk memenangkan persaingan pada era global.

4) Mendorong Peningkatan Gerak Sosial Masyarakat
Menipisnya batas-batas antarnegara menyebabkan ruang sosial masyarakat semakin luas. Kecanggihan teknologi menjadikan dunia seperti selembar daun kelor. Dengan kemajuan teknologi, setiap orang dapat berkomunikasi tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Selain itu, adanya teknologi dunia maya atau internet dengan fasilitas chatting, email, dan friendster menjadikan ruang sosial masyarakat semakin luas. Setiap orang dapat berkomunikasi dengan orang dari berbagai negara tanpa harus beranjak dari tempat duduk.

5) Terjadinya Pertukaran Budaya
Adanya globalisasi mengakibatkan demikian mudahnya budaya asing masuk dalam kehidupan masyarakat suatu negara. Demikian pula sebaliknya, kebudayaan di suatu negara dapat mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Di satu sisi kebudayaan yang masuk tersebut dapat memperkaya dan melengkapi kebudayaan dalam sebuah masyarakat. Jika kebudayaan asing yang masuk tersebut bertentangan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang ada, kemungkinan datangnya kebudayaan baru itu akan mengakibatkan terjadinya konflik.

6) Masyarakat akan Semakin Maju
Perkembangan teknologi ataupun penemuan-penemuan baru di berbagai bidang akan segera disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Penemuan-penemuan baru yang ada akan dapat dengan
mudah dipelajari oleh masyarakat di belahan bumi yang lain. Penemuan-penemuan baru itu akan mendorong penemuanpenemuan baru lain sehingga semakin tinggi tingkat kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

7) Memacu Etos Kerja Masyarakat
Persaingan pada era global semakin terasa ketat. Kita harus bersaing dengan negara-negara lain di dunia yang telah memiliki teknologi tinggi. Kita harus berjuang agar kita tidak menjadi masyarakat yang terpinggirkan. Kita harus pantang menyerah menghadapi segala tantangan yang ada. Adanya ketakutan-ketakutan menjadi komunitas masyarakat yang terpinggirkan dan adanya tekad yang kuat untuk berjuang agar mampu bersaing dengan masyarakat lain, berdampak pada meningkatnya etos kerja masyarakat.

8) Perubahan Sistem Pengetahuan
Globalisasi telah memberikan sumbangan yang positif bagi dunia pendidikan. Sumbangan tersebut berupa model bagi sistem pendidikan yang dibuat walaupun belum sepenuhnya dapat diakomodasi. Model sistem pendidikan tersebut telah dimasukkan dalam rencana program pembangunan nasional yang telah dirumuskan bersama.
Pembangunan nasional yang telah dicanangkan memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada rakyat Indonesia untuk menempuh berbagai jenjang pendidikan dari TK, SD, SMP, SMU, sampai perguruan tinggi. Semakin tingginya tingkat pendidikan, maka penggunaan teknologi dan kebutuhan akan informasi akan semakin tinggi sehingga akan berdampak pada kemajuan baik secara personal maupun secara umum.

Dampak Negatif Globalisasi

Dampak negatif globalisasi bagi masyarakat sebagai berikut.
1) Memudarnya Rasa Nasionalisme
Paham liberalisme mampu menggeser ideologi bangsa. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme bisa membawa kemajuan dan kemakmuran. Lamakelamaan, paham liberalisme menggeser Pancasila sebagai ideologi bangsa. Akibatnya, nasionalisme suatu bangsa mulai menipis. Orang-orang kehilangan rasa nasionalisme dan berganti menjadi paham-paham Barat.

2) Memudarnya Rasa Cinta terhadap Produk-Produk Dalam Negeri
Menipisnya batas teritorial suatu negara tidak menutup kemungkinan beberapa produk luar negeri masuk secara bebas. Produkproduk luar negeri (seperti Pizza Hut Mc Donald, Coca Cola, dan Gucci) yang membanjiri Indonesia mampu memudarkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Selain itu, ada anggapan bahwa produk luar lebih bagus dan bermutu membuat orang-orang lebih mencintai produk luar dan meninggalkan produk dalam negeri.
Memudarnya Rasa Cinta terhadap Produk-Produk Dalam Negeri - Dampak Negatif Globalisasi

3) Munculnya Kesenjangan Ekonomi
Persaingan ketat pada era global menimbulkan kesenjangan ekonomi. Seseorang dengan tingkat ekonomi tinggi mampu bersaing di tengah persaingan global. Sementara itu, orang dengan tingkat ekonomi rendah semakin terpuruk di tengah persaingan tersebut. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin miskin.

4) Memudarnya Nilai-Nilai Sosial Masyarakat
Masuknya paham-paham Barat menyebabkan nilai-nilai sosial masyarakat memudar. Masyarakat mulai meninggalkan nilai dan norma sosial. Mereka cenderung meniru budaya Barat. Sebagian besar orang menganggap budaya Barat sebagai budaya tertinggi dan patut ditiru. Pandangan ini menyebabkan munculnya dekadensi moral. Dekadensi moral adalah menurunnya atau merosotnya moral seseorang yang ditunjukkan dari perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma dalam masyarakat.

5) Munculnya Benturan Budaya
Globalisasi mendorong bertemunya kebudayaan baru dan kebudayaan lama di masyarakat. Pertemuan tersebut menyebabkan benturan kebudayaan. Hal ini memunculkan gejala cultural shock, anomie, dan cultural lag.
Cultural shock terjadi ketika masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi. Hal ini disebabkan masyarakat tidak siap menerima perubahan dan masuknya tata nilai baru akibat globalisasi. Anomie merupakan dampak lanjutan dari munculnya cultural shock. Ketidaksiapan masyarakat terhadap
perubahan membuatnya kebingungan memilih nilai dan norma sosial yang cocok untuk diterapkan di tengah derasnya arus globalisasi. Akibatnya, masyarakat berperilaku tanpa berpedoman pada nilai dan norma. Cultural lag muncul sebagai akibat adanya ketidaksamaan cara pandang dan penerimaan terhadap hal-hal baru. Cultural lag ditunjukkan dengan adanya perubahan tata nilai dan norma pada masyarakat.

6) Menimbulkan Ketergantungan terhadap Negara Lain yang Lebih Maju
Bagi negara yang tidak memiliki infrastruktur ekonomi nasional yang kuat, masuknya kekuatan ekonomi global melalui modal asing dan utang luar negeri, akan menimbulkan ketergantungan negara
berkembang terhadap negara maju. Sebagian besar negara berkembang, seperti Indonesia akan melakukan berbagai upaya agar investor asing dapat masuk ke negara berkembang. Negaranegara berkembang tersebut berjanji akan memberikan jaminan keamanan, potensi sumber daya alam, dan kemudahan-kemudahan lainnya. Berbagai kemudahan itu kadang kala tanpa disertai syarat apa pun yang berguna bagi penguatan ketahanan ekonomi negara yang bersangkutan. Akibatnya, negara-negara yang memiliki modal besar dapat mengolah kekayaan alam di negaranegara berkembang dengan begitu mudahnya.


Dampak Globalisasi terhadap Masyarakat

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek keidupan yang ada di dalam masyarakat. Dalam bidang sosial budaya, globalisasi berpengaruh pada memudarnya nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat, termasuk nilai-nilai agama. Pengaruh ini dapat menimbulkan perbedaan-perbedaan nilai antara generasi yang satu dengan yang lainnya.

Nilai-nilai dan budaya Barat telah merasuk ke dalam masyarakat selama lebih dari satu dasawarsa ini, baik melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, buku maupun elektronik antara lain melalui siaran-siaran TV swasta. Tidak syak lagi bahwa nilai-nilai Barat tersebut, khususnya Amerika Serikat, telah memudarkan sebagian nilai-nilai Indonesia yang selama ini dianut oleh generasi muda. Akibatnya, persepsi mereka tentang berbagai aspek kehidupan berubah, termasuk apresiasi terhadap kebudayaan lokal yang menjadi berkurang. Di antara nilai-nilai yang dimasukkan ke dalam masyarakat melalui media massa adalah menyangkut kekerasan, seks, dan konsumerisme. Perubahan nilai ini dengan sendirinya memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.

Artinya, kehidupan dan perkembangan ekonomi masyarakat saat ini diukur dengan tolok ukur Barat, bukan lagi tolok ukur Indonesia yang mencerminkan tingkat kebutuhan masyarakat.

Orang Indonesia kini menganggap bahwa pola konsumsi masyarakat Barat sebagai pola konsumsi “elit”, sehingga perlu ditiru, sementara pola konsumsi masyarakat sendiri dipandang sebagai “kampungan”. Akibatnya, impor barang konsumsi dilakukan secara besar-besaran. Alat dan proses produksi disesuaikan dengan pola-pola konsumsi Barat.

Dampak yang lebih berat lagi bagi ekonomi bangsa adalah liberalisasi ekonomi. Dalam liberasilisasi ini kita menghadapi kekuatan-kekuatan raksasa ekonomi dunia. Meskipun sejak sekarang bangsa Indonesia sudah mulai bersiap-siap menghadapi berlangsungnya liberalisasi perekonomian dunia, namun secara keseluruhan posisi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sangat sulit. Sebab, dalam proses liberalisasi ini juga berlaku prinsip “the survival of the fittest”.
1. Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, sehingga menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

2. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

3. Globalisasi Informasi
Globalisasi informasi yang terjadi sekarang disebabkan oleh penggunaan media elektronik dalam mengirim dan menerima informasi. Mula-mula informasi disampaikan melalui radio dan televisi, kemudian melalui jaringan internet. Efek yang timbul dari penggunaan radio dan televisi adalah bahwa ruang dan waktu menjadi kecil. Apa yang terjadi di Ethiopia, Afrika, sudah dapat diketahui di Jakarta atau Banyumas pada siaran berita di Indonesia satu jam sesudah terjadinya peristiwa itu. Para ahli komunikasi menyebutnya sebagai gejala time-space compression atau menyusutnya ruang dan waktu.
Penggunaan radio dan tv, betapa pun luas jangkauannya, ternyata masih dapat diawasi oleh kekuasaan politik suatu negara. Kalau Depkominfo tidak mengizinkan disiarkannya berita-berita dari sumber luar negeri, maka tv dan radio di Indonesia tidak dapat menyiarkannya.
Pembatasan tersebut tidak berlaku pada internet karena hubungan melalui internet atau e-mail tidak bisa diawasi dan dibatasi oleh pemerintah mana pun. Demikian pula media internet memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat dari tv dan radio, dengan biaya yang jauh lebih murah. Lagi pula pengirimkan informasi atau gagasan melalui internet dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memerlukan lisensi atau bukti kompetensi apapun.

4. Pengaruh Globalisasi Informasi di Bidang Sosial Budaya
  • Mengecilnya ruang dan waktu telah mengakibatkan bahwa hampir tak ada kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang keadaan tempat lain atau tentang situasi orang lain, dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang jauh lebih luas dan aktual dari yang ada sebelum ini. Informasi ini pada gilirannya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi kelompok etnis, batas teritorial suatu negara, atau berbagai kelompok agama. Sebaliknya, informasi yang cepat memudahkan sekelompok orang di suatu tempat merancang kejahatan bagi kelompok lain yang berada sangat jauh
  • Dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak relevan. Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang di suatu tempat di Indonesia, misalnya dapat berhubungan langsung dengan orang lain di negara lain tanpa dapat dihalangi oleh siapa pun.
  • Dalam internet, atau dalam cyberspace, semua kategori dalam suatu social space menjadi tidak relevan. Diferensiasi sosial yang ada dalam masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain tidak ada artinya. Bahkan, dengan media cetak sekalipun, internet memperlihatkan suatu sifat revolusioner. Sebuah koran di Jakarta, misalnya, akan memuat sebuah tulisan jika tulisan itu cukup bermutu dan ditulis oleh seseorang yang mempunyai reputasi tinggi. Hal ini tidak berlaku dalam internet, karena siapa saja dapat mengirim informasinya ke dalam cyberspace untuk diterima atau ditolak oleh orang lain.

5. Pengaruh Globalisasi di Bidang Informasi
Berbagai gejala globalisasi sebagaimana dilukiskan di atas mau tak mau membawa akibat dalam tata kehidupan manusia, dalam pola tingkah laku, dan bahkan dalam sistem nilai yang berlaku. Perkembangan itu juga mempengaruhi kedudukan negara sebagai satusatunya lembaga yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengatur kehidupan bersama. Mengapa? Ada beberapa efek yang patut dicatat di sini.
a. Sebagaimana disebutkan, salah satu pengaruh yang amat kuat dari munculnya komunikasi melalui internet adalah hilangnya diferensiasi sosial dan dengan itu menjadi tidak relevan lagi berbagai hierarki sosial. Dengan demikian otoritas yang didasarkan kepada hierarki sosial itu cepat atau lambat kehilangan kekuatan dan aktualitasnya. Hubungan sosial semakin ditentukan oleh kebebasan dan kepercayaan dan bukannya oleh pengekangan dan ketundukan kepada kekuasaan.

Hal ini semakin nyata karena kekuasaan juga akan dilibatkan dalam suatu kontes wacana. Kalaupun ada kebutuhan akan kekuasaan, maka kekuasaan itu lebih ditentukan oleh konsensus bersama, yang setiap kali harus dibenarkan alasan-alasannya dan di mana perlu harus diganti atau dihilangkan sama sekali. Kekuasaan tidak lagi menduduki fungsi yang primer tetapi hanya mempunyai kedudukan subsider. Yang lebih menentukan kehidupan bersama adalah kepercayaan dan komunikasi horizontal di antara berbagai orang tanpa terlalu perduli akan atributnya dalam hierarki sosial.

Hal ini semakin ditunjang oleh pandangan postmodernis bahwa kekuasaan bukanlah hasil kontrak sosial, tetapi hasil konstruksi sosial yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk menguasai kelompok lainnya. Pada masa mendatang kekuasaan akan lebih mengambil bentuk konsensus dan kompromi sosial, yang selalu bersifat sementara dan provisoris, seperti halnya wewenang seorang manajer perusahaan akan hilang kalau dia kehilangan jabatannya.

b. Dengan adanya arus lalu lintas informasi melalui information superhighway, hampir tidak mungkin pula mengawasi akses setiap orang kepada informasi mengenai apa saja.
Hal ini juga berlaku dalam bidang pendidikan. Dengan demikian daripada mencoba melakukan pekerjaan yang sia-sia untuk membatasi informasi untuk peserta didik, adalah jauh lebih berguna mengikuti perkembangan mereka dalam interaksi dengan berbagai informasi dan memberi bimbingan yang meningkatkan kemampuan kritis dan kemampuan selektif mereka terhadap informasi yang ada. Disiplin yang efektif di masa depan hanya bisa berbentuk disiplin diri.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dampak Globalisasi Lengkap (Dampak Positif & Negatif Globalisasi)"

Posting Komentar