Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Diferensiasi Sosial

Pengertian  Diferensiasi Sosial
    Diferensiasi sosial (sosial differentiation) adalah pembedaan anggota masyarakat secara horizontal atau mendatar. Pembedaan ini tidak memperhatikan tingkatan sosial atau tinggi rendahnya status sosial. Perhatikan status sosial anggota masyarakat di sekolah mu. Ada guru Sosiologi, guru Sejarah, guru Fisika, guru Kimia, guru Kesenian dan guru-guru mata pelajaran lainnya. Perbedaan itu bersifat horizontal/ mendatar yaitu menunjukan spesialisasi ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru-guru itu.
    Kata “diferensiasi” berasal dari bahasa Inggris “different” yang berarti berbeda. Sedangkan sosial berasal dari kata “socius” yang berarti kelompok atau masyarakat, sehingga secara definitif, diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara horizontal (tidak bertingkat). Pembedaan masyarakat tersebut didasarkan pada perbedaan ras, etnis atau suku bangsa, klen, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin. Semua unsur tersebut pada dasarnya memiliki derajat atau tingkat yang sama. Misalnya agama, di manapun di dunia ini, antara agama yang satu dengan yang lain memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Semua agama adalah baik, tidak ada agama yang lebih tinggi atau lebih rendah dari agama yang lain.
Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah variasi pekerjaan, prestise, dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat, yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang lain. Perwujudan penggolongan masyarakat atas dasar perbedaan pada kriteria-kriteria yang tidak menimbulkan tingkatan-tingkatan antara lain ras, agama, jenis kelamin, profesi, klan, suku bangsa, dan sebagainya.

Istilah diferensiasi sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala. Kitab Sutasoma yang dikarang oleh Empu Tantular, seorang pujangga besar kerajaan Majapahit, telah memuat kata-kata indah: “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa”. Katakata inilah yang sekarang diadopsi sebagai salah satu prinsip dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, yakni tertulis dalam pita yang dicengkeram oleh lambang negara Indonesia, Pancasila, yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi Satu Jua”.
 
Pada dasarnya diferensiasi menunjukkan adanya keragaman. Bangsa Indonesia memiliki keragaman yang luar biasa yang merupakan potensi tersendiri bagi pembangunan, baik ditinjau dari suku, adat istiadat, bahasa, ras, budaya, agama, dan lain sebagainya. Keragaman seperti ini menunjukkan adanya diferensiasi sosial pada masyarakat Indonesia. Konsep diferensiasi sosial tidak harus diartikan sebagai suatu diferensiasi derajat dan martabat manusia. Konsep diferensiasi sosial menunjukkan adanya diferensiasi yang terdapat pada masyarakat tanpa memandang kelas-kelas sosial yang bersifat hierarchies. Dengan demikian, konsep diferensiasi sosial lebih diartikan sebagai keragaman yang bersifat horisontal, bukan pembedaan kelas yang bersifat vertikal.
 
Berbeda dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial yang mengelompokkan masyarakat ke dalam struktur kelas yang bersifat hierarkhies dan vertical, diferensiasi sosial atau diferensiasi sosial mengelompokkan masyarakat secara horizontal, yakni pengelompokan masyarakat dari sudut fisik semata. Namun demikian, seperti halnya stratifikasi sosial (pelapisan sosial), diferensiasi sosial (perbedaan sosial) menunjukkan adanya keanekaragaman yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Keanekaragaman seperti ini merupakan potensi pembangunan tersendiri yang patut disyukuri. Keanekaragaman yang ada dalam masyarakat akan memicu proses dinamika dalam kehidupan masyarakat tersebut.
 
 
Ciri-Ciri Diferensiasi Sosial
    Adapun diferensiasi sosial (perbedaan sosial) tersebut mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ciri-ciri fisik
    Ciri-ciri fisik adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat yang ditunjukkanoleh ras, seperti: bentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya ciri-ciri fisik yang ditunjukkan oleh manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sehingga adanya politik aphartheid atau rasdiskriminasi yang sempat diterapkan di Afrika Selatan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan. Contohnya: warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dan sebagainya.
Ciri-Ciri Diferensiasi Sosial - Ciri Fisik
2. Ciri-ciri sosial
    Ciri-ciri sosial adalah ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana yang diketahui bahwa setiap warga masyarakat memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan sosial. Profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian yang dipilih oleh seseorang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat vertikal, melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara orang yang satu dengan orang yang lain yang bersifat horisontal.. Contoh: pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang
karyawan kantor.
3. Ciri-ciri budaya
    Ciri budaya yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia terdapat sekitar dua ratusan sistem adat dan sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Madura, Lombok, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan dunia tentu sistem adat dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya. Masyarakat Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika tentu mamiliki karakteristik yang khas yang membedakan satu sama lain.

Diferensiasi sosial (perbedaan sosial) memang dapat menyebabkan timbulnya stratifikasi sosial (pelapisan sosial) karena diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dapat mempengaruhi seseorang dalam memberikan pertimbangan, penilaian, dan akhirnya pemilihan terhadap suatu golongan tertentu yang dianggapnya cocok dengan bakat, minat, dan keyakinannya. Namun demikian, tidak semua diferensiasi sosial (diferensiasi sosial) yang ada akan mengarah kepada terbentuknya stratifikasi sosial (pelapisan sosial), meskipun stratifikasi sosial (pelapisan sosial) sangat berperan dalam mengekalkan diferensiasi sosial (perbedaan sosial). Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama yang berkaitan dengan teknologi komunikasi, merupakan kekuatan baru yang dapat mengurangi lintas batas dari diferensiasi sosial (perbedaan sosial) yang ada.

 
Jenis-Jenis Differensiasi Sosial
    Berdasarkan jenisnya, diferensiasi sosial dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Diferensiasi tingkatan (rank differentiation), terjadi akibat adanya ketidakseimbangan penyaluran barang dan jasa yang dibutuhkan ke suatu daerah. Penyalurannya melalui berbagai tangan sehingga sampai ke tujuan memiliki harga yang berbeda.
  2. Diferensiasi fungsional (functional differentiation), terjadi karena adanya pembagian kerja yang berbeda-beda di suatu lembaga sosial. Setiap orang yang bekerja harus melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsinya.
  3. Diferensiasi adat (custom differentiation), aturan dan norma yang mengikat masyarakat muncul di suatu daerah sebagai kebutuhan. Munculnya norma atau aturan untuk mengatur ketenteraman dan ketertiban masyarakat sengaja diadakan pada saat dan situasi tertentu karena keberadaannya memang dibutuhkan. Adanya aturan atau norma yang muncul, sejalan dengan nilai yang ada pada masyarakat bersangkutan, agar perilaku setiap warganya terkendali. Perbedaan-perbedaan sosial di masyarakat bukan merupakan perbedaan yang akan mengakibatkan terjadinya konflik (pertentangan), melainkan akan mengisi setiap kedudukan yang tersedia sesuai dengan hak masing-masing.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Diferensiasi Sosial"

Posting Komentar