15 Faktor Penghambat Perdagangan Internasional

15 Hambatan Perdagangan Internasional ~ Hambatan atau restriksi dalam perdagangan internasional dimaksudkan untuk melindungi industri domestik. Terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yang melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
Faktor-Faktor Penghambat Perdagangan Internasional

1. Tarif

Tarif atau bea masuk merupakan salah satu cara untuk menghambat serbuan produk impor. Tarif adalah pembebanan pajak terhadap barang yang melewati batas suatu negara. Misalnya, Indonesia mampu memproduksi gula pasir dengan harga Rp5.500,00 per kg, sementara Thailand mampu mengekspor ke Indonesia dengan harga Rp5.000,00 per kg. Dilihat dari segi harga, gula Indonesia jelas kalah bersaing dari gula Thailand. Dalam hal ini pemerintah dapat menerapkan kebijakan tarif terhadap gula Thailand yang masuk ke Indonesia. Pembebanan tarif bea masuk akan meningkatkan harga gula Thailand di Indonesia sehingga harganya tidak kompetitif lagi.

2. Kuota

Kuota merupakan bentuk hambatan perdagangan internasional dalam bentuk pembatasan jumlah barang yang boleh diimpor. Dengan semakin sedikitnya jumlah barang yang boleh diimpor, penawaran barang tersebut di dalam negeri akan berkurang sehingga harganya menjadi naik. Kenaikan harga ini akan menurunkan minat konsumen dalam negeri untuk membeli barang impor tersebut.

3. Larangan Ekspor dan Impor

Pada era perdagangan bebas saat ini, larangan ekspor atau impor barang-barang tertentu sudah sangat jarang diterapkan. Larangan ekspor menunjukkan kemauan pemerintah untuk melarang sama sekali ekspor komoditas tertentu, misalnya rotan mentah, kayu gelondongan, dan minyak kelapa sawit. Tujuan kebijakan ini agar industri di dalam negeri mampu menghasilkan barang jadi dari bahan mentah tersebut sehingga dapat membuka lapangan kerja. Dengan demikian, iklim usaha dalam negeri yang didominasi sektor usaha kecil dan menengah akan bergairah. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Larangan impor dilakukan dengan melarang secara mutlak impor komoditas tertentu, misalnya larangan impor pakaian bekas. Larangan impor dapat menaikkan harga barang produksi dalam negeri sehingga produsen di dalam negeri bisa menaikkan produktivitasnya. Dengan demikian, larangan impor menguntungkan produsen dalam negeri dua kali, yaitu harga jual lebih tinggi dan jumlah penjualan lebih banyak.

4. Kontrol atau Pengendalian Devisa

Pengendalian devisa merupakan hambatan administrasi atas transaksi perdagangan internasional yang melibatkan mata uang asing. Pengendalian devisa dikenakan pada pembayaran impor saat semua transaksi impor harus dengan izin bank sentral. Transaksi impor ekspor tersebut dapat dihambat melalui pemberian izin yang ketat dan berbagai peraturan yang menyulitkan eksportir maupun importir.

5. Hambatan Nontarif

Bentuk hambatan nontarif ini adalah mengharuskan barang yang diimpor untuk memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Misalnya, mobil yang boleh diimpor harus memenuhi standar keselamatan atau menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Hambatan nontarif yang berupa tes mutu akan membuat harga mobil impor semakin mahal.

6. Perbedaan Mata Uang Antarnegara

Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda dan ini menjadi faktor penghambat bagi perdagangan internasional. Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.

7. Kualitas Sumber Daya yang Rendah

Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Mengapa Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barangbarang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

8. Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar

Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.

9. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara

Dengan adanya kebijakan impor yang diberlakukan oleh suatu negara akan menghambat dan membatasi masuknya barang ke negara lain karena masing-masing negara akan berusaha untuk melindungi produk dalam negerinya, seperti adanya kuota impor atau larangan impor terhadap barang-barang tertentu.

Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

11. Terjadinya Perang

Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat. Jika suatu negara tidak aman, para pedagangnya beralih ke negara lain yang lebih aman. Semakin aman keadaan, semakin mendorong para pedagang untuk melakukan perdagangan internasional.

12. Adanya organisasi ekonomi yang mementingkan negara anggotanya

Banyak organisasi ekonomi, baik regional maupun internasional yang dibentuk untuk melindungi kepentingan dan memberikan keuntungan bagi anggotanya sehingga hal ini dapat menjadi penghambat bagi negara lain yang bukan menjadi anggotanya dalam menjalankan perdagangan internasionalnya. Misalnya ASEAN dan MEE, tentu saja kebijakan ekonomi atau perdagangan yang dikeluarkan akan mementingkan dan menguntungkan anggotanya. Seperti halnya pengenaan tarif impor yang tinggi terhadap negara-negara yang bukan menjadi anggotanya sedangkan dengan anggotanya sendiri dikenakan tarif impor yang relatif rendah, bahkan dibebaskan.
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi-organisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negaranegara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.

13. Perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan pengimpor

Adanya perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan pengimpor akan dapat menghambat perdagangan internasional, seperti antara negara Indonesia dengan negara Filipina. Baik importir maupun eksportir harus saling berkomunikasi dan saling mengetahui maksud dan keinginannya, apabila ada kendala dalam komunikasi maka transaksi perdagangan antarkedua belah pihak sulit terjadi.

14. Subsidi

Subsidi adalah pemberian bantuan dari pemerintah kepada produsen dalam negeri. Tujuannya untuk melindungi produsen yang sedang berkembang (infant industry) dan menjaga daya beli konsumen. Untuk jangka pendek, subsidi menguntungkan produsen. Akan tetapi, untuk jangka panjang mengakibatkan produksi menjadi tidak efisien sehingga daya saing menjadi lemah.

15. Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga merupakan kebijakan yang membedakan harga suatu produk di dua pasar atau lebih. Kebijakan ini diterapkan untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Misalnya, harga produk kerajinan di pasar dalam negeri lebih murah dibandingkan pasar luar negeri.
Baca juga: Penjelasan Pengertian Perdagangan Internasional dan Contohnya😊

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "15 Faktor Penghambat Perdagangan Internasional"

Posting Komentar