Teori-teori yang berkaitan dengan sewa tanah yaitu teori David Ricardo, Von Thuner, dan teori Harga Derivasi Tanah.
a. Teori David Ricardo
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dan merupakan pengembangan dari pendapat Adam Smith. Menurut David Ricardo, perbedaan sewa tanah terjadi karena adanya perbedaan kesuburan tanah. Tanah yang subur akan menerima sewa tanah yang lebih tinggi dibanding tanah yang tidak subur. Mengapa demikian? Karena tanah yang subur mampu memberikan hasil yang lebih banyak dibanding tanah yang tidak subur. Dengan demikian, tinggi rendahnya sewa tanah bergantung pada tingkat kesuburan tanahnya. Sewa tanah yang berbeda disebut dengan istilah “differential rent” (yang berasal dari kata rent = sewa dan differential = berbeda). Sehingga, teori David Ricardo disebut juga dengan istilah “Teori Sewa Tanah Diferensial.
Pada umumnya petani akan mengolah terlebih dahulu tanah yang subur karena memberikan hasil yang memuaskan. Tetapi sekarang ini tanah yang tidak subur dan gersang juga sudah diolah. Jumlah penduduk yang semakin bertambah (mencapai 6 miliar) dan kemajuan teknologi telah mendorong manusia untuk mengolah tanah yang tidak subur dan gersang. Dewasa ini, di negara-negara Timur Tengah pun dengan menggunakan teknologi pertanian yang modern telah mampu mengolah tanah yang gersang menjadi lahan pertanian yang subur, menghijau dan menghasilkan aneka sayursayuran dan buah-buahan.
Teori David Ricardo hanya memperhitungkan tinggi rendahnya sewa tanah berdasarkan tingkat kesuburan tanah dan belum memperhitungkan letak tanah yang ternyata juga mampu memengaruhi tinggi rendahnya sewa tanah.
b. Teori Von Thunen
Von Thunen mengembangkan Teori David Ricardo dengan menambahkan “letak tanah” sebagai faktor yang mampu memengaruhi tinggi rendahnya sewa tanah. Beberapa bidang tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang sama tetapi letaknya berbeda-beda (ada yang dekat pasar, dekat jalan raya, dekat pabrik atau jauh di pedalaman) tentu memiliki sewa tanah yang berbeda-beda. Menurut Von Thunen, tanah yang subur dan letaknya strategis (mudah dijangkau atau dekat kota) memiliki sewa tanah yang mahal, karena letak yang strategis memudahkan hasil pertanian cepat diangkut ke tempat-tempat penjualan dengan biaya murah.
Dalam kenyataan sehari-hari, ada bermacam-macam kegiatan ekonomi seperti kegiatan di terminal, pasar, pusat-pusat perbelanjaan, perusahaan, dan pusat perkantoran yang memerlukan tempat-tempat strategis dan tidak terlalu mengutamakan unsur kesuburan tanah. Dalam kasus demikian, faktor utama yang menentukan tinggi rendahnya sewa tanah adalah “letak tanah”. Semakin strategis letak tanah semakin mahal pula sewa tanah.
c. Teori Harga Derivasi Tanah
Menurut teori ini, tinggi rendahnya sewa tanah ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan barang yang dihasilkan oleh tanah tersebut. Contoh, bila permintaan akan padi meningkat maka petani akan berusaha menambah permintaan akan tanah untuk ditanami padi. Karena permintaan tanah meningkat maka sewa tanah juga akan meningkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan barang yang dihasilkan oleh tanah tersebut (padi).
0 Response to "Teori Sewa Tanah Menurut David Ricardo, Von Thunen, dan Harga Derivasi Tanah"
Posting Komentar