Bentuk-Bentuk, Karakteristik, dan Dimensi Struktur Sosial | Proses Terbentuknya Struktur Sosial

Bentuk-Bentuk Struktur Sosial
    Dalam realita kehidupan di tengah-tengah masyarakat, terdapat beberapa bentuk struktur sosial. Untuk membahas secara lebih rinci tentang bentuk-bentuk struktur sosial itu, kita melihat dasar penglasifikasian dari struktur sosial tersebut. Adapun dasar-dasar penglasifikasian itu antara lain, berdasarkan pola komunikasi, berdasarkan sifat struktur sosial, serta berdasarkan dimensi dalam struktur sosial itu sendiri. Untuk itu perhatikan pembahasan berikut ini.
Bentuk-Bentuk Struktur Sosial
1. Bentuk Struktur Sosial Berdasarkan Pola Komunikasi
    Berdasarkan lancar tidaknya komunikasi antarkomponen di dalam masyarakat maka struktur sosial dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur sosial yang terbuka dan struktur sosial yang tertutup.
a. Struktur Sosial Terbuka
    Struktur sosial dikatakan terbuka apabila struktur sosial mengalami proses perubahan yang terjadi setiap saat dan dapat digantikan oleh setiap orang. Dalam struktur sosial terbuka tiap-tiap orang memiliki status, peran, dan hak yang sama terhadap semua status yang ada dalam masyarakat tersebut. Di sisi lain struktur sosial terbuka ditandai dengan lancarnya komunikasi disemua tingkatan, karena masing-masing menyadari bahwa semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam meraih kedudukan tersebut. Kondisi masyarakat seperti ini mencerminkan bahwa telah tercapai struktur demokrasi yang cenderung memiliki peradaban maju pada masyarakat tersebut.
b. Struktur Masyarakat Tertutup
    Struktur masyarakat tertutup adalah struktur masyarakat yang ditandai dengan adanya status dan peran yang cenderung tetap dan tidak adanya perombakan atau perubahan yang bersifat bebas dan terbuka. Di sisi lain struktur masyarakat yang tertutup ditandai dengan tidak lancarnya komunikasi vertikal maupun horizontal dari segmen-segmen masyarakat yang ada. Hal ini menggambarkan kondisi masayarakat yang masih sederhana dengan menganut sistem pemerintahan monarki, tirani, kerajaan, atau kekaisaran.
2. Bentuk Struktur Sosial Berdasarkan Sifatnya
    Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa untuk menganalisis struktur sosial suatu masyarakat dapat dilihat menurut sifatnya. Berdasarkan sifatnya struktur sosial di masyarakat dibedakan menjadi struktur sosial formal dan informal dan struktur sosial kaku dan luwes.
a. Struktur Formal dan Informal
    Struktur formal yaitu struktur resmi yang diakui oleh pihak berwenang yang berlandaskan hukum yang berlaku. Misalnya, lembaga pemerintahan negara dan lembaga legislatif. Struktur informal atau struktur tidak resmi adalah struktur yang nyata atau benar-benar ada serta berfungsi bagi masyarakat tetapi tidak diakui oleh pihak berwenang, tidak berketetapan hukum, dan tidak diakui undang-undang. Misalnya, kelompok paguyuban yang dipimpin oleh tokoh masyarakat atau pemuka agama, di mana mereka tidak berada dalam suatu struktur pemerintahan.
b. Struktur Kaku dan Luwes
    Struktur kaku adalah struktur yang bersifat paten yang tidak mungkin dapat diubah atau setidaknya anggotanya sulit mengadakan mobilitas sosial vertikal. Biasanya terdapat pada masyarakat yang bersifat tertutup yang menganut sistem kasta rasial dan feodal. Struktur luwes adalah struktur sosial yang memiliki pola dan susunan lebih dinamis yang memungkinkan untuk melakukan perombakan. Struktur ini biasanya terdapat pada masyarakat yang bersifat terbuka, misalnya pada masyarakat industri.
3. Struktur Homogen dan Heterogen
    Struktur homogen adalah struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar misalnya, struktur pemerintahan pusat berpengaruh terhadap struktur sosial pemerintahan daerah yang ada di bawahnya. Struktur heterogen adalah suatu struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan dan peranan berbeda-beda, baik terhadap kelompok sendiri maupun
terhadap kelompok lain, misalnya struktur pemerintahan yang bersifat otonom yang memiliki kemandirian dalam menentukan kebijakan.
 
Karakteristik Struktur Sosial Masyarakat
1. Struktur Sosial Berisi Hierarki Kedudukan dan Peran
    Struktur sosial berisi susunan kedudukan dan peran yang bersifat hierarki dari tingkatan yang tinggi hingga tingkatan yang rendah dan berfungsi sebagai saluran kekuasaan. Untuk memudahkan kita dalam mempelajari struktur sosial, kita dapat menggabungkan bentuk struktur organisasi pemerintahan yang di dalamnya terdapat struktur politik, struktur ekonomi, dan struktur sosial budaya. Apabila disatukan hal tersebut akan membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu bangunan abstrak yang meliputi struktur sosial yang bersifat vertikal maupun horizontal.
2. Struktur Sosial Bagian dari Sistem Pengaturan Tata Kelakuan dan Hubungan Warga Masyarakat
    Struktur sosial suatu masyarakat menjadi bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan hubungan. Ini berarti bahwa struktur sosial merupakan jalinan di antara perangkat-perangkat dalam masyarakat sebagai pengatur bentuk hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.
3. Struktur Sosial mengalami Perubahan dan Perkembangan
   Sebagaimana unsur-unsur masyarakat yang lain, struktur sosial merupakan bagian dari sistem organisasi sosial masyarakat yang dapat mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan penyempurnaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan suatu struktur yang lebih efektif.
4. Struktur Sosial memiliki Dimensi Vertikal dan Horizontal
Karakteristik Struktur Sosial Masyarakat
    Struktur sosial suatu masyarakat secara rinci terdiri atas struktur dalam dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Pada struktur sosial dimensi vertikal berupa hierarki status-status sosial serta jalinannya antara satu dengan yang lain. Sebagai contoh dalam aktivitas warga desa terdapat susunan kepala desa, sekretaris desa, kepala dusun, dan pamong yang lain, hingga sampai ketua RW dan RT. Dengan susunan itu terbentuk jalinan aktivitas untuk menyelenggarakan kehidupan seluruh warga masyarakat. Pada struktur sosial dimensi horizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi dalam kelompokkelompok sosial yang memiliki derajat kedudukan yang sama (horizontal). Misalnya, dalam bentuk suku bangsa yang di dalamnya terdapat keluargakeluarga dan kerabat-kerabat yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Di samping itu, juga terdapat kelompok warga masyarakat dalam bentuk kelompok ras, misalnya di Indonesia ada ras mongoloid, ras melanesoid, ras asiatik mongoloid dan lain sebagainya. Pada dimensi horizontal juga terdiri atas kelompok umat beragama dan kelompok penganut kepercayaan. Keseluruhan aktivitas masyarakat dalam dimensi horizontal dalam bentuk ras, suku, agama termasuk gender merupakan struktur masyarakat dalam dimensi horizontal.
5. Struktur Sosial Menjadi Landasan dalam Proses Sosial di Masyarakat
    Sebagaimana telah diuraikan di depan bahwa struktur sosial itu merupakan bangunan abstrak suatu masyarakat yang berisi susunan status dan peran dalam masyarakat dalam dimensi vertikal maupun berdimensi horizontal. Struktur abstrak ini akan menjadi landasan dalam proses sosial masyarakat tersebut. Artinya, bahwa bagaimana proses sosial yang terjadi, termasuk cepat lambatnya proses tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya. Sebagai contoh apabila struktur sosial diumpamakan sebagai sebuah benda yang berbentuk bulat, maka proses sosial merupakan gerak benda yang ditentukan oleh bentuk benda tersebut. Apabila berbentuk memanjang maka proses yang terjadi dalam gerak meluncur, tetapi apabila bentuk benda itu bulat, maka bentuk gerakannya adalah menggelinding. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur sosial suatu masyarakat akan menjadi landasan terhadap bagaimana jalannya proses sosial pada masyarakat.

Dimensi Struktur Sosial Masyarakat
    Untuk melihat struktur sosial suatu masyarakat secara utuh, maka harus dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
1. Dimensi Vertikal
    Struktur sosial dalam dimensi vertikal menyangkut susunan kedudukan dan peran secara vertikal (stratifikasi sosial). Untuk membahas dimensi vertikal ini bisa dibedakan berdasarkan bidang-bidang kehidupannya, antara lain bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Dimensi Vertikal Struktur Sosial Masyarakat
a. Dalam Bidang Ideologi
    Dilihat dari aspek ideologi, masyarakat memiliki kedudukan yang berbeda-beda, dengan demikian
berbeda-beda pula peranannya dalam struktur ideologi, di mana terdapat tokoh-tokoh agama di dalamnya. Para donatur maupun kelompok orang-orang yang menjadi pengikut dari suatu agama termasuk juga dalam struktur ideologi ini. Struktur ini setidaknya menjadi struktur baku yang berlaku pada semua agama walaupun secara rinci tiap-tiap agama mempunyai istilah yang berbeda-beda.
Apabila kita perhatikan dalam bidang ideologi, misalnya pada komunitas agama tertentu maka struktur sosial pada komunitas agama ini dapat terlihat dari peranan pemuka agama sampai orang-orang yang menjadi pengikut dalam agama tersebut. Susunan yang seperti ini merupakan struktur sosial dalam dimensi vertikal pada bidang ideologi.
b. Dalam Bidang Politik
    Berbicara masalah politik sesungguhnya kita berbicara pada masalah kekuasaan yang ada di dalam masyarakat. Dalam struktur politik terdapat penguasa tertinggi yang dibantu oleh koordinator bidang-bidang kehidupan mulai dari tingkatan tertinggi, menengah, hingga tingkatan bawah yang terdiri atas kelompok pengikut politik. Dalam kehidupan politik dikenal pimpinanpimpinan partai politik mulai dari tingkat pusat/nasional, tingkat I (provinsi), di tingkat II (kabupaten), hingga pimpinan parpol di tingkat cabang (kecamatan) sampai pimpinan parpol di tingkat ranting (desa/kelurahan).
c. Dalam Bidang Ekonomi
    Struktur ekonomi suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam dari masing-masing wilayah. Struktur orang-orang yang berkecimpung dalam dunia ekonomi pada dasarnya merupakan kedudukan-kedudukan yang sangat berpengaruh dalam aktivitas ekonomi. Dilihat dari aktivitas ekonomi terdapat komponen-komponen masyarakat yang menentukan jalannya kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Misalnya, menteri koordinator di bidang ekuin, menteri keuangan, pimpinan-pimpinan BUMN, pimpinan bank sentral maupun bank-bank persepsi, dan lain-lain. Pihak-pihak inilah yang menduduki bagian puncak dari hierarki ekonomi. Bagian tengah dari hierarki ekonomi adalah para pengusaha besar, menengah, maupun pengusaha kecil hingga para konsumen dalam status yang paling bawah.
d. Dalam Bidang Sosial Budaya
    Pada dasarnya kehidupan sosial budaya adalah kehidupan yang menyangkut kebersamaan hidup orang-orang dalam suatu masyarakat dengan berpegang teguh pada adat istiadat yang ada. Sebagaimana dalam bidang kehidupan yang lain, dilihat dari struktur sosial dan budayanya individu-individu dalam masyarakat juga tersusun secara hierarki dalam bidang sosial budaya yang menyangkut tingkat pendidikan, kehormatan, dan besar kecilnya peran sosial kepada masyarakat.
Tiga kategori itu akan menjadi kriteria hierarki struktur sosial suatu masyarakat dilihat dari bidang sosial budaya. Dalam kehidupan sosial budaya kita mengenal para tokoh masyarakat yang menjadi kelompok panutan (reference group) dan kelompok yang menjadi pengikut dalam masyarakat (membership group).
2. Dimensi Horizontal
    Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa struktur sosial dalam dimensi horizontal adalah komposisi orang-orang dalam masyarakat secara horizontal (deferensiasi sosial).
Dimensi Horizontal Struktur Sosial Masyarakat
Perwujudan dalam deferensiasi sosial ini dapat ditinjau berdasarkan kelompok-kelompok sebagai berikut.
  • kelompok-kelompok suku bangsa,
  • kelompok-kelompok umat beragama,
  • kelompok-kelompok etnis dan kelompok-kelompok ras, serta
  • kelompok-kelompok gender.
Pada masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok ras, seperti ras Asiatik Mongoloid, Malayan Mongoloid, dan Ras Melanesoid. Ketiga ras utama ini menyebar di seluruh Indonesia dengan pola penyebaran sebagai berikut.
  • Asiatik Mongoloid di Indonesia bagian tengah sekitar pulau Sulawesi dan Kalimantan bagian Timur.
  • Ras Malayan Mongoloid menyebar di bagian Barat seperti di pulau Sumatra, Jawa dan Madura, Bali, serta Kalimantan bagian barat.
  • Ras Melanesoid tersebar di kawasan Indonesia Timur seperti di pulau Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Menyadari komposisi berdasarkan ras ini, masyarakat Indonesia memiliki struktur sosial yang majemuk ditinjau dari keanekaragaman rasnya. Dilihat dari kebinekaan suku masyarakat Indonesia juga terdiri atas banyak suku, mulai dari suku Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, Lampung, Jawa, Sunda, Betawi, Toraja, Dayak, Minahasa, Ambon, Sasak, sampai ke masyarakat Dani, dan Asmat di Papua. Hal ini menggambarkan struktur sosial dalam dimensi horizontal dilihat dari kebinekaan suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.

Proses Terbentuknya Struktur Sosial
   Terbentuknya struktur sosial suatu masyarakat melalui proses yang sangat panjang, yang di awali dari proses terbentuknya masyarakat hingga perubahanperubahan dalam bentuk penyempurnaan, sampai dengan suatu titik di mana struktur itu dianggap sesuai oleh warga masyarakat. Sungguh sangat sulit untuk dibayangkan, bagaimana proses itu berlangsung dari awal hingga tahap akhir.
Namun demikian secara ringkas proses itu dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Awal Proses Pembentukan Struktur Sosial
    Tahap awal dari proses terbentuknya struktur sosial masyarakat, secara mendasar bersamaan dengan proses terbentuknya masyarakat tersebut. Pada awalnya ketika manusia masih hidup berpindah-pindah dan bergerombol membentuk kelompok-kelompok etnis, struktur sosial seolah-olah hanya berfungsi sebagai sarana pembagian tugas untuk menyelenggarakan kehidupan bersama dalam kelompok itu. Proses awal ini terus-menerus mengalami perkembangan, sehingga masyarakat tersebut menjadi suku bangsa dalam jumlah besar dan bahkan menjadi bangsa yang besar. Dalam tahap awal, struktur sosial telah terbentuk sebagai sarana pengaturan tata hubungan antarindividu dalam masyarakat. Masyarakat terus-menerus mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengaruh intern maupun pengaruh ekstern. Perubahan ini dapat menimbulkan inkulturasi (pembudayaan) untuk mengakomodasi keadaan yang muncul atau dapat menimbulkan destrukturasi akibat adanya pergolakan ataupun revolusi sosial. Di sinilah struktur sosial akan bergerak dan berubah menuju perkembangan yang lebih baik. Struktur sosial ini berisi susunan kedudukan dan peran orang-orang dalam masyarakat baik dalam dimensi vertikal maupun dalam dimensi horizontal.
Tahap Awal Proses Pembentukan Struktur Sosial
2. Tahap Perkembangan Proses Pembentukan Struktur Sosial
    Pada dasarnya struktur sosial suatu masyarakat akan terus mengalami perkembangan, karena mendapatkan masukan atau pengaruh dari strukturstruktur masyarakat yang lain. Masukan dan pengaruh tersebut memungkinkan terjadinya adopsi dari struktur masyarakat yang satu terhadap struktur masyarakat yang lain. Proses perubahan ini memungkinkan terjadinya kesesuaian yang lebih baik dan yang sesuai dengan tingkat peradaban masyarakat. Struktur sosial suatu masyarakat senantiasa mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Dengan demikian ada kecenderungan untuk berubah dalam rangka memperoleh efisiensi dan efektivitas sebagai sarana pengaturan sistem tata hubungan dalam masyarakat.
Tahap Perkembangan Proses Pembentukan Struktur Sosial
     Contoh perubahan dari tahap awal ke tahap perkembangan adalah pada masyarakat yang berbudaya primitif, kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan bersama yang berproses secara alamiah untuk bertahan hidup. Di sinilah awal tumbuhnya struktur sosial yang berdasar hukum alam. Makin berkembangnya peradaban masyarakat yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat juga mengalami perkembangan ke arah struktur sosial yang lebih efektif. Dalam proses perkembangan struktur sosial inilah terjadi pula proses perubahan dan penyempurnaan secara hierarki, baik dalam pembagian status dan peran maupun dalam struktur kekuasaan dan wewenang. Contoh, negara Indonesia telah mengalami perubahan struktur sosial dalam pengaturan kekuasaan dan wewenang, yaitu dari sistem feodalisme, sistem kolonialisme, dan sistem demokrasi yang berkembang hingga sekarang.
Perubahan-perubahan struktur sosial ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
1) Faktor Internal
    Kondisi-kondisi dari dalam masyarakat baik kondisi fisik maupun kondisikondisi sosial budaya dapat diartikan sebagai faktor-faktor internal yang dapat memengaruhi perkembangan struktur sosial suatu masyarakat. Kondisikondisi itu antara lain:
  • adanya dorongan untuk lebih memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada,
  • adanya penemuan baru yang dirasa lebih cocok dan lebih efektif, dan
  • adanya gerakan sosial yang dimotori oleh tokoh-tokoh masyarakat dan didukung oleh masyarakat luas.
2) Faktor Eksternal
    Kondisi eksternal adalah semua kondisi yang berasal dari luar masyarakat. Kondisi ini dapat diperoleh melalui proses hubungan timbal balik antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya yang berlangsung secara intensif. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya asimilasi dan akulturasi budaya. Adapun faktor-faktor eksternal tersebut antara lain sebagai berikut:
  • adanya keinginan untuk meniru kebudayaan masyarakat lain yang dirasa lebih cocok dan
  • adanya penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan alam.
3. Tahap Akhir Proses Pembentukan Struktur Sosial
    Sesungguhnya proses perubahan struktur sosial suatu masyarakat boleh dikatakan tidak mengalami awal dan akhir. Struktur sosial secara fungsional dikatakan memasuki tahap akhir apabila struktur sosial tersebut implementasinya telah membentuk keharmonisan tata hubungan antarkomponen masyarakat di dalamnya. Contoh bentuk struktur tahap perkembangan dan tahap akhir adalah dalam struktur sosial pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan mengalami perkembangan dari sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru, dan berkembang menjadi pemerintahan era reformasi yang dianggap memiliki nilai-nilai struktur sosial yang sesuai dengan undang-undang dan harapan masyarakat.
Tahap Akhir Proses Pembentukan Struktur Sosial
Tanda-tanda bahwa suatu struktur sosial telah memasuki tahap akhir, antara lain sebagai berikut.
  • Struktur sosial itu telah disepakati oleh kalangan masyarakat luas.
  • Struktur sosial itu telah dipakai dalam suatu kurun waktu dan berdasarkan pengalaman telah terbukti memiliki fungsi yang efektif dan memberikan kontribusi dalam tata hubungan antarindividu dalam masyarakat.
  • Struktur sosial tersebut telah menjadi satu dengan budaya masyarakat, bahkan telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
  • Struktur sosial tersebut dipandang telah sesuai, sehingga masyarakat berusaha untuk mempertahankan struktur sosial tersebut.
  • Struktur sosial akan terus dipertahankan karena telah menjadi ciri khas masyarakat tersebut, sehingga memberikan warna yang berbeda dari masyarakat yang lain.
Apabila kita perhatikan struktur sosial pada masyarakat modern seperti sekarang ini, maka bangunan abstrak masyarakat kita sekarang ini sangat kompleks dilihat dari hierarki kekuasaan, hierarki ekonomi, maupun hierarki sosial budaya. Pada dasarnya proses terbentuknya struktur sosial suatu masyarakat tidak pernah berakhir, sebab aktivitas dan perubahan-perubahan di dalam masyarakat terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Pada hakikatnya struktur sosial dikatakan telah berakhir prosesnya pada saat anggota masyarakat telah memandang baik dan cocok terhadap struktur sosial yang dimilikinya, sehingga tidak lagi ada proses perubahan dalam struktur sosial tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bentuk-Bentuk, Karakteristik, dan Dimensi Struktur Sosial | Proses Terbentuknya Struktur Sosial"

Posting Komentar